Lihat ke Halaman Asli

Mantan Ketua Umum PB NU Dukung PDIP di Pilkada DKI Bila Calonkan Kader Sendiri

Diperbarui: 16 September 2016   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Umum PB NU. KH Hasyim Muzadi

Mantan Ketua Umum PB NU, KH Hasyim Muzadi merilis sikap akan dukung PDI Perjuangan di Pilkada DKI bila calonkan kader sendiri yang nasionalis. 

Dukungan dari tokoh ummat tersebut mendapat reaksi dari Partai berlambang banteng ini.

"Apabila benar PDIP mengsung calon dari kadernya sendiri yang nasionalis maka saya akan pasang badan untuk kampanye Pilgub nanti" Ujar anggota Juru Kepresidenan ini. Lebih lanjut, Kiyai Hasyim menegaskan " Saya akan mengajak partai-partai Islam serta habib yang nasionalis untuk mendukung dan tentu juga semua warga DKI"

Wasekjend PDI Perjuangan Ahmad Basaroh mengatakan kepada media massa, bahwa dukungan yang diberikan oleh kiyai Hasyim akan disampaikan ke Ibu Mega dan akan menjadi bagian pertimbangan penting partai di last minute ini. Berbagai kemungkinan akan terjadi mengingat pro kontra yang terjadi di tubuh partai PDI Perjuangan atas issue dukungan kepada Calon Gubernur Petahana, Basuki Tjahaya Purnama.

PDI Perjuangan mempunyai tiket khusus untuk mencalonkan kadernya tanpa koalisi dengan partai. Peluang Menang PDIP masih terhitung besar karna dalam pemilihan legislatif kemarin partai ini mempunyai 28 kursi DPRD DKI. Akan tetapi sampai saat ini, sikap resmi partai mendukung siapa masih belum disampaikan oleh ketua umum partai.

Issue yang beredar saat ini PDIP akan menjadi labuhan untuk Ahok. Akan tetapi Partai yang dikenal sebagai Partai Kader ini mempunyai pro kontra di level grass rootnya. Bagi Kader PDIP pada level grass root, pencalonan Ahok tidak sesuai dengan budaya partai. Partai PDI Perjuangan selama ini dikenal sebagai partai yang menjunjung tinggi berbagai keputusan yang dikeluarkan oleh Partai. 

Pada level grass root kader PDIP menganggap Ahok mempunyai reputasi yang jelek terhadap hubunga dengan partai. Kisah partai Gerindra yang ditinggal oleh Ahok setelah menjadi gubernur menjadi alasan penting penolakan kader selain kinerja Ahok di Pemda DKI yang dinilai masih banyak memiliki kekurangan.  Sehingga kader bersikeras agar partainya tidak menjadi pelabuhan untuk Ahok.

Selain itu, DKI Jakarta yang merupakan wilayah strategis nasional diperkirakan akan menjadi barometer Pilpres 2019 nanti sehingga tentu arahan-arahan partai diprediksi akan mendominasi di satu periode pemda kedepan. Bila Ahok dinilai sebagai pribadi yang tidak bisa menjaga hubungan team yang baik di tubuh Partai, dikhawatirkan tidak akan sejalan perilaku dan tindakan ahok nanti terhadap tujuan jangka panjang PDI Perjuangan

Pada akhirnya, kecintaan kader terhadap partainya. memaksa Kader PDIP pada level grass root untuk berjuang meyakinkan sang ketua umum menentukan sikap mencalonkan kader sendiri karena peluang dirasa sampai saat ini masih sangat besar.

Berbagai elemen saat ini sedang menanti sikap apa yang akan diambil PDI Perjuangan.

dan dalam hitungan last minute ini sikap resmi partai akan segera di deklarasikan dengan memperhatikan berbagai situasi yang berkembang, termasukk dukungan mantan ketua umum PB NU tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline