Lihat ke Halaman Asli

Ketika Politisi Busuk, Konglomerat Hitam dan Kapitalis Asing Berkelindan

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13749072641975936389

Ketika Politisi Busuk, Konglomerat Hitam dan Kapitalis Asing Berkelindan, Menghadang Dahlan Iskan Menuju Capres 2014

Negara Auto Pilot, sering didengungkan beberapa waktu lalu, negara tanpa kepemimpinan yang efektif, itulah yang disuarakan oleh pengamat dan diaminkan oleh sebagian rakyat negeri ini. Tapi sekarang pernyataan itu sudah kurang relevan lagi, karena sang Pilot sudah dibantu oleh seorang “Co Pilot” yang sangat cekatan, set set wuet, bahkan kadang–kadang bekerja melampaui tanggung jawabnya. Dari hari pertama dilantik, semua tindak tanduk beliau sudah mencuri perhatian publik dan menjadi ‘media darling’. Pada saat itu tidak ada pejabat publik, mulai Gubenur sampai anggota Dewan, dari Menteri sampai Presiden, yang pernah melakukan apa yang dilakukannya saat itu. Penampilannya tidak lazim sebagai pejabat publik, setelan kemeja putih dengan lengan yang digulung dipadu celana pantalon hitam menjadi ciri khasnya dan tentu saja tidak ketinggalan sepatu kets. Kesehariannya sederhana, tidak segan naik KRL dan disambung naik ojek untuk menghadiri rapat kabinet di Bogor. Kebiasannya ‘blusukan’ ke pelosok desa, tidur gubuk petani, terjun kesawah yang berlumpur. Menginap dimana saja beliau berkunjung pada saat bertugas, termasuk di pesantren-pesantren dan mes karyawan BUMN. Pergi kemana saja tanpa tanpa kawalan dan tidak mau mengganggu pengguna jalan lain dengan memanfaatkan voorijder. Tidak mau menerima gaji dan seluruh fasiltas yang melekat dengan jabatannya, mulai saat menjabat Dirut PLN sampai sekarang Menteri BUMN. Semuanya itu mempesona publik, bahwa ada menteri yang tidak menteri-an sich. Sampai disini semuanya tidak ada hubungan dengan kinerja jabatan publik yang disandangnya, apalagi hubungannya dengan mensejahterakan rakyat banyak, hal ini hanya menggambarkan sisi humanisme Menteri BUMN Dahlan Iskan. Mengawali kerjanya di Kementrian BUMN dengan me-Manufakturing Hope (MH), karena beliau melihat perusahaan-perusahaan BUMN yang dibawah komandonya banyak yang sudah kehilangan harapan. Cap sebagai sapi perahan pejabat dan politisi busuk sangat melekat, banyak BUMN yang sudah menjadi mayat, menunggu dikubur. Sebut saja PT IKI di Makasar, galangan kapal ini sudah menderita sejak krismon 1998, 15 tahun lalu, bahkan 2 tahun terakhir, karyawannya sudah tidak digaji lagi dan dirumahkan. Sebut saja Group PT Hotel Indonesia Natour, Inna Kuta Hotel sudah menjadi yang terjelek di kawasan Pantai Kuta. Inna Sanur (Bali Beach) sudah menjadi yang terjelek di kawasan Pantai Sanur. Inna Nusa Dua (Putri Bali) sudah pasti menjadi yang terjelek di kawasan Nusa Dua yang gemerlapan itu. Bukan hanya yang terjelek, tapi juga sudah mau ambruk. 52 Pabrik gula BUMN rata-rata rugi dan mengenaskan, manajemen buruk, mesin-mesin tua, mengandalkan peninggalan Belanda. Petani tebu tidak bergairah karena harga jual yang murah. Indonesia sudah bertahun-tahun mengimpor gula. Ada lagi, Pabrik Kertas Leces, sejak juni 2010 tidak bisa beroperasi karena menunggak tagihan gas sebesar 41 Milyar, 2000 karyawan menganggur dan tidak digaji. PT. Batantekno yang memproduksi radioisotop untuk keperluan medis, mati segan hidup tak mau, karena ada larangan internasional pengayaan uranium tingkat tinggi, yang takutnya disenyelewengkan untuk membuat senjata nuklir. PTDI dulu Nurtanio, yang di lucuti oleh modal asing yang takut Indonesia menguasai tehnologi dirgantara, pada saat krismon 1998. Selalu merugi, sampai tahun 2011 saja, masih merugi 356 Milyar rupiah. Demikian juga BUMN di Industri rekayasa seperi PT PAL Surabaya (pembuatan kapal), PT Bharata Surabaya (mesin-mesin), PT Boma Bisma Indra Surabaya-Pasuruan (mesin-mesin), PT INKA (pembuatan kereta api) semuanya terengah-engah dan merugi. Belum lagi BUMN kosntruksi, yang harus berkolusi untuk mendapatkan proyek, yang paling terkenal Adi Karya karena tersandung kasus Hambalang. Ada juga BUMN pangan yang tidak jelas lagi seperti PT. Berdikari, yang berjualan Asuransi dan berbisnis meubel, parah. MH, menjadi media komunikasi, tentang ide dan pemikiran, kendala dan pemecahannya, juga semacam laporan perkembangan BUMN dari Menteri Dahlan Iskan ke segenap insan BUMN yang jumlahnya rausan ribu orang.  Dahlan ingin menularkan virus harapan ini, kepada segenap insan BUMN, sebagai modal untuk mengadakan perubahan di BUMN. [caption id="attachment_256851" align="aligncenter" width="575" caption="Infografis : Bangkitkan mayat BUMN"]

1374907110205022464

[/caption] Blusukan Dahlan Iskan, berhasil memetakan permasalahan di Instasi yang dikomandoinya dan dengan cepat dan menemukan jalan keluar yang jitu untuk segera dieksekusi, tidak sampai dua tahun beliau memimpin, BUMN-BUMN yang bermasalah tersebut dengan cepat dapat bangkit dan berjaya. Pabrik-pabrik gula BUMN ditahun pertama saja sudah berangsur membaik dan meraih untung. Perbaikan ini tanpa menggangu APBN, tanpa gerojokan modal, tapi melalui perbaikan manajemen dan penempatan orang-orang yang berintegritas dan antusias, mesin-mesin tua dirawat, inefesiensi dan kolusi dihapus. Menyepakati tanggal mulai musim giling, menghindari saling serobot tebu antar pabrik gula. Memupuk kepercayaan petani tebu, dengan memberikan jaminan rendeman minimal dan talangan 100% kepada petani. PT IKI di Makasar, sekarang sudah membaik, aset-aset yang menganggur, seperti crane raksasa di sewakan ke Pabrik Semen Tonasa milyaran rupiah, 33 genset disewakan ke PLN yang sedang kekurangan genset, setelah menggeliat konsumen dan perbankan mulai percaya, sekarang kapal-kapal di Indonesia Timur mengantre, untuk doking di PT. IKI, sehingga sekarang  mulai merekrut karyawan baru. Di PT. Kertas Leces, Dahlan membujuk Budi Kusmarwoto, mantan anak buahnya di PLN Engineering, menjadi Dirut baru, membangun manajemen tangguh disaat kritis. Untuk langkah awal boiler milik PT. Kertas Leces sebagian produksi listriknya dijual ke PLN, perlahan PT. Kertas Leces hidup lagi dan menggaji pegawainya, kepercayaan mulai tumbuh, mendapat kontrak baru senilai 600 Milyar, fokus produksi kertas mulia atau security paper. PT. Batantekno mulai mendunia, setelah Dr. Ir. Yudiutomo Imardjoko ahli nuklir dari UGM dan mengambil Doktor Nuklir dari Iowa State Universiy USA dan mengajak sejawatnya Dr Ing Kusnanto Lulusan Aachen Jerman sebagai Direktur Produksi. Berhasil dengan risetnya, melakukan pengayaan Uranim Tingkat Rendah. Sampai disini, apa yang dikerjakan Dahlan Iskan masih belum mengusik kepentingan para politisi busuk, tapi sejak polemik dengan oknum anggota DPR yang dituduh ‘Kongkalingkong’ di BUMN, maka beliau menjadi ‘sasaran tembak’, mulai dari issue Inefesiensi di PLN, kecelakaan mobil listrik Tuxuci, masalah pekerja outsourching di BUMN. Semuanya diliput oleh stasiun Televisi Nasional secara tidak proporsional, di ikuti portal berita dan media sosial dunia maya, setiap langkah beliau di labeli “pencitraan”, pelan-pelan karakter pak Dahlan di bunuh, tidak ada lagi berita positive sang menteri di TV Nasional, yang diberitakan hanya sisi negative dari kebijakannya dan action dari perusahaan BUMN. Apalagi saat Dahlan menyatakan hendak membubarkan Petral, ooo… ini sudah tidak bisa dibiarkan, ini sudah menganggu hajat ketamakan konglomerat hitam, penguasa kartel bisnis migas. Terlebih saat Dahlan membangkitkan semangat patriotisme anak bangsa dengan meneriakan, Pertamina harus diberi kepercayaan mengolah Blok Mahakam pada saat kontraknya habis 2017 nanti, dari kapitalis asing. Ini sudah keterlaluan, ini sudah mengancam dominasi Kapitalis Asing dalam mengeruk semua SDA Indonesia, yang selama ini sudah nyaman dikangkangi mereka. Dahlan Iskan harus dijegal, 2014 semakin dekat, jangan sampai lebih banyak rakyat mengenal Dahlan Iskan, apalagi kinerjanya yang luar biasa. Televisi Swasta Nasional gampang dibeli, toh pemiliknya juga mempunyai kepentingan yang sama, Kapitalis asing siap menggelontorkan Triliunan Rupiah, yang penting kepentingannya jangan diganggu, gayung bersambut politisi busuk perlu logistik untuk 2014. Mantap, Politisi busuk, Konglomerat hitam dan Kapitalis asing, menemukan musuh bersama, Dahlan Iskan. Yang penting bukan Dahlan! Image dan citra Dahlan harus di coreng, gampang, media TV paling efektif dan sudah dikuasai, dana tidak masalah, kalau perlu tampilkan sosok baru, sosok tandingan, toh rakyat Indonesia budaya bacanya belum kuat, budaya visualnya lebih dominan, gampang dipengaruhi. Tiap hari, pagi, siang, sore dan malam cekoki saja terus berita positif sosok tandingan tersebut, di TV. [caption id="attachment_256853" align="alignleft" width="120" caption="Peta Rencana Pembangnan TOL Trans Sumatera"]

13749073721825493923

[/caption] Sekarang kerja…kerja…kerja… nya, yang harus dihadang secara sistematis. Mulai dari ide pembuatan jalan tol lintas Sumatera, yang rencananya 2700 km itu, tentunya akan luar biasa membangkitkan potensi ekonomi Pulau Sumatera, sudah disetujui Presiden SBY dan sudah siap dieksekusi oleh BUMN Hutama Karya, tapi lucunya Menko Perekonomian Hata Rajasa menundanya, karena alasan tidak masuk akal, “BUMN tidak mampu sendirian” katanya, harus cari partner(swasta?) juga katanya  Hutama Karya bukan perusahaan Pengelola Jalan Tol. Benar-benar tidak masuk akal. Konsorsium BUMN berhasil Mengembangkan Monorel, tapi monorel merah putih tersebut tidak laku di Ibukota, padahal Mock Up –nya dipajang di Monas dan dipublikasikan luas sebagai terobosan Gubernur Joko Widodo  menghidupkan proyek yang sudah mangkrak bertahun tersebut, sang Gubernur tidak berdaya memutuskan memakai Monorel Merah Putih karena Konsorsium Jakarta Monorel yang sekarang sahamnya dikuasai Investor baru, Ortus Holding Group (yang berbasis di Singapura tapi terdaftar di Virgin Island) lebih memilih memakai monorel dari China. [caption id="attachment_256858" align="alignleft" width="150" caption="Monorel Merah Putih karya BUMN"]

1374908368823091329

[/caption] Tak patah arang Dahlan Iskan mengajukan ide pembangunan Monorel Bekasi-Cawang, Cibubur-Cawang dan Cawang-Kuningan. Segera perizinan diurus, perlu Keppres karena lintas Provinsi, awalnya Menko Ekuin Hata Rajasa mendukung dan akan mengkoordinasikan perizinan tersebut, setelah beberapa waktu belum ada perkembangan, PT. Adhi Karya sebagai pemimpin konsorsium di desak lebih proaktif menindak lanjuti perizinan tersebut. Tiba-tiba Menko Ekuin Hatta Rajasa berkoar ke media : “mau bikin-bikin aja (Monorel) nggak perlu Perpres-Perpres-an’. Mendengar hal tersebut dari media, Dahlan Iskan langsung mengkonfirmasi dan bertindak cepat memfasilitasi Konsorsium agar mendapat izin dari masing-masing kepala daerah yang terkait, apa boleh buat birokrasi pemerintah susah bergerak cepat. Terakhir Dahlan Iskan mengumumkan, BUMN segera membangun 2 proyek monorel, monorel automatic people mover system (APMS) di dalam komplek Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Monorel yang akan menghubungkan antar terminal 1, 2 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta rencananya akan mulai dikerjakan tahun ini dan akan diselesaikan dalam 18 bulan dan yang kedua Automated Container Transporter (ACT) atau monorel container, Yang akan menghubungkan Pelabuhan Tanjuk Perak Surabaya dengan Pelabuhan Teluk Lamong, Kabupaten Gresik. Demikian juga kasusnya dengan krisis daging sapi, melihat harga daging sapi yang semakin tidak terkendali, Dahlan Iskan tergerak untuk membantu, mengusulkan agar BUMN dalam hal ini Bulog dan RNI diberi izin untuk melakukan impor daging sapi, tapi hanya Bulog yang mendapat izin 3000 ton, dari April di urus izinnya di pimpong bolak balik di Kemenentan dan Kemendag, dan tertahan di (lagi-lagi) Menko Ekuin, baru selesai lebih tiga bulan kemudian di Bulan Puasa (itu pun setelah SBY marah-marah). Sudah sangat telat. Yang terbaru adalah, kisruh divestasi saham Newmont di Nusa Tenggara, setelah sebelumnya disepakati dan BUMN siap membeli saham tersebut, tiba-tiba selepas Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo pindah menjadi Gubernur BI, Menko Ekuin Hata Rajasa menyatakan Pemerintah Pusat tidak jadi membeli Saham tersebut, dengan alasan tidak dianggarkan di APBNP 2013. Dan dipersilahkan Pemda NTB yang membelinya, sungguh menggelikan, darimana Pemda punya duit besar untuk membeli  saham tersebut, apakah akan mengulang pengalaman sebelumnya, Pemda menggandeng investor dalam hal ini group Bakrie, hanya numpang lewat dan saham tersebut langsung digadai oleh Group Bakrie untuk menutup hutangnya, dan pemda NTB gigit jari. Padahal BUMN sudah siap untuk membeli saham tersebut, tanpa APBN sedikitpun, menggelikan sekali. Terakhir ini juga lucu sekali, tidak ada hujan tidak ada angin, pengelolaan pelabuhan Merak yang sudah lancar dan tertib oleh PT. ASDP, tidak ada lagi terdengar kemacetan berkilo-kilometer mengantri untuk diseberangkan. Tiba-tiba pengelolaannya diambil alih oleh Kemenhub. [caption id="" align="alignleft" width="209" caption="Antrian di pelabuhan Merak"]

Antrian di pelabuhan Merak

[/caption] Dahlan mengatakan, “Organisasi di Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni saat ini sudah berubah, yang menguasai bukan ASDP lagi,"  Dia menjelaskan, pelabuhan saat ini sudah tidak lagi dikuasai oleh perusahaan plat merah Angkutan Sungai Danau dan Pelayaran(ASDP). Oleh karena itu, jika nanti ada pelayanan pelabuhan yang tidak maksimal pada saat arus Lebaran atau hari perayaan apapun tidak melulu menyalahkan ASDP. jelas Dahlan.  ASDP sekarang hanya mengurusi kapal-kapal penyeberangn milik ASDP. Hal ini ditenggarai berkaitan dengan syahwat pejabat dan pengusaha yang berkepentingan untuk segera membangun Jembatan Selat Sunda, kalau penyeberangan Ferry Merak-Bakauheni lancar, kan hilang sudah urgensinya pembangunan JSS yang anggarannya bisa mencapai 125 Triliun Rupiah. Yang jelas saat ini, Dahlan Iskan secara perlahan dan pasti mentransformasikan perusahaan-perusahaan BUMN dari perusahaan yang birokratif dan penuh KKN menjadi perusahaan yang profesional. Melindungi BUMN menjadi sapi perahan politikus busuk dan pejabat korup, membenahi manajemen dan SDM perusahaan BUMN, membangun ‘Dream Team’ BUMN yang solid. Dahlan Iskan saat ini diharapkan banyak orang untuk mau maju menjadi Capres di 2014, walaupun banyak juga mengharapkkan Dahlan tetap di BUMN, mengawalnya sampai benar-benar matang dan solid (tentunya kalau rezim yang baru masih mau mempercayakan Menteri BUMN kepada beliau, kalau tidak, maka akan sia-sialah segala perubahan yang sudah mewarnai BUMN sekarang). Ide untuk maju ke gelanggang Pilpres 2014 ini, dilihat oleh bukan saja musuh politik Dahlan Iskan pribadi, tapi juga tentunya musuh bangsa ini, yang tidak ingin Bangsa Indonesia mempunyai pemimpin yang tipe pekerja dan berintegritas, yang tidak bisa disetir para pemodal dan kapitalis asing, tentunya sangat merisaukan mereka. Hal ini tentu juga mengganggu para politik busuk dan koruptor, dengan jabatan sebagai Menteri BUMN saja sudah banyak menutup peluang mereka mengeruk keuntungan pribadi dan golongannya. Mereka ini berkepentingan untuk menghadang Dahlan Iskan maju kegelanggang Pilpres 2014 nanti. Tinggal sekarang bagaimana publik luas dapat menyikapi ini, karena keputusan ada ditangan kita masing-masing, suara kita yang bisa mengubah bangsa kita sendiri, Indonesia memerlukan pemimpin yang benar-benar mendengar dan bekerja untuk rakyatnya, mempunyai komitmen yang tinggi tanpa konflik kepentingan. Semuanya lengkap ada di sosok  Dahlan Iskan. Akankah kita akan memakai suara kita dengan bijak, atau kita akan membiarkan Politisi Busuk, Konglomerat Hitam dan Kapitalis Asing berkelindan mencapai klimaksnya…???



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline