Dalam beberapa tahun terakhir, tren konsumsi di industri fesyen telah mengalami perubahan signifikan.
Peralihan dari fast fashion ke sustainable fashion mencerminkan kesadaran yang semakin meningkat akan dampak lingkungan dan sosial dari pilihan gaya hidup kita.
Perubahan ini bukan hanya sekedar tren, tetapi sebuah gerakan yang mendalam dengan implikasi jangka panjang bagi masa depan planet kita.
Fast Fashion, Kenyamanan dengan Konsekuensi yang Mahal
Fast fashion menawarkan pakaian dengan harga terjangkau dan desain yang selalu mengikuti tren terbaru. Pakaian-pakaian ini diproduksi dalam jumlah besar dan cepat untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus berkembang.
Namun, kenyamanan ini datang dengan konsekuensi yang serius. Industri fast fashion dikenal karena dampaknya yang merusak lingkungan---mulai dari penggunaan bahan kimia berbahaya, limbah tekstil yang besar, hingga emisi karbon yang signifikan selama produksi dan distribusi.
Produksi fast fashion sering kali menggunakan bahan sintetis seperti poliester yang terbuat dari minyak bumi.
Proses produksinya tidak hanya menghabiskan sumber daya alam yang berharga tetapi juga menghasilkan limbah dan polusi yang merusak lingkungan.
Misalnya, pewarna tekstil dapat mencemari air dan tanah, sementara mikroplastik dari bahan sintetis dapat mencemari laut dan merusak ekosistem laut.
Selain itu, praktik tenaga kerja yang eksploitatif di banyak pabrik fast fashion menimbulkan masalah etika yang serius. Banyak pekerja di negara berkembang bekerja dalam kondisi yang buruk dengan upah yang rendah dan jam kerja yang panjang.