Jalan-jalan ke kampung memang selalu mengasyikkan. Hamparan sawah, kelokan serta gemericiknya aliran sungai akan tersaji indah di depan mata. Tapi berbeda jika kita berjalan-jalan di kampung atas air Margasari Balikpapan. Kampung yang pernah mengantarkan Balikpapan menerima penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) Award 2013 ini memang menjadi bukti keberhasilan Pemkot Balikpapan menyulap kawasan kumuh menjadi kawasan yang tertata rapi dan lebih hijau.
[caption id="attachment_235005" align="aligncenter" width="448" caption="Gazebo kampung atas air Margasari Balikpapan (dok. pribadi)"][/caption]
Kampung atas air ini berada tepat di belakang Unit Pengolahan V Pertamina. Disebut kampung atas air dikarenakan perkampungan ini memang berdiri di atas air laut. Untuk menuju ke kampung ini bisa lewat Jalan Sepaku Balikpapan Barat. Karena berada di atas air, maka praktis keseluruhan rumah yang ada berdiri pada jembatan kayu ulin yang memanjang seluas lebih kurang 6,7 Hektar. Namun meskipun berada di atas air, kampung ini tetap hijau dan terdapat Ruang Terbuka Hijau yang menyejukkan.
[caption id="attachment_235006" align="aligncenter" width="448" caption="Salah satu sudut RTH (dok. pribadi)"]
13644387901315226559
[/caption][caption id="attachment_235009" align="aligncenter" width="448" caption="Jalanan kampung atas air (dok. pribadi)"]
13644393811763579287
[/caption]Kepedulian masyarakat agar kampung ini tetap hijau juga perlu diacungi jempol. Tak segan mereka menanam berbagai macam bunga dalam pot di hampir sepanjang jalan kampung. Tepat di belakang kampung ini terdapat sebuah jembatan beton yang memanjang. Dari atas jembatan beton ini kita bisa melihat areal konservasi mangrove dan obor kilang yang nyaris tak pernah padam. Jika sore hari, kita akan melihat anak-anak kampung atas air yang asyik berenang di sini.
[caption id="attachment_235008" align="aligncenter" width="448" caption="Jembatan Beton Margasari (dok. pribadi)"]
13644393371245902700
[/caption] [caption id="attachment_235010" align="aligncenter" width="448" caption="Berenang sore hari (dok. pribadi)"]13644395171601437830
[/caption] [caption id="attachment_235011" align="aligncenter" width="448" caption="Obor pertamina dilihat dari jembatan beton (dok. pribadi)"]13644395531808545092
[/caption]Sejajar dengan jembatan beton berjajar gazebo-gazebo yang digunakan untuk berjualan oleh warga sekitar. Berbagai kuliner hingga sisha dijual di sini. Tempat ini biasanya ramai pengunjung bila malam hari, terlebih jika malam minggu. Dan yang menarik, diantara gazebo-gazebo tadi terdapat sebuah gedung yang digunakan untuk kegiatan belajar anak-anak kampung atas air yang tergabung dalam Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena).
[caption id="attachment_235012" align="aligncenter" width="448" caption="Gerobak jualan dan gazebo (dok. pribadi)"]
1364439945609492472
[/caption] [caption id="attachment_235013" align="aligncenter" width="448" caption="Penjual Sisha (dok. pribadi)"]13644399772138533887
[/caption] [caption id="attachment_235014" align="aligncenter" width="448" caption="Gedung Asah Pena (dok. pribadi)"]1364440010266481005
[/caption]Jika sore hari, gazebo-gazebo ini sering kali digunakan untuk tempat nongkrong oleh sebagian masyarakat atau pengunjung untuk menikmati keindahan senja. Tak sedikit yang mengabadikan keindahannya melalui camera yang mereka bawa. Keramahan warga dan polah tingkah lucu anak-anak kampung atas air juga membuat nyaman siapapun yang berkunjung ke sini.
[caption id="attachment_235015" align="aligncenter" width="448" caption="Gazebo sepi di sore hari dan ramai dimalam hari (dok. pribadi)"]
1364440285157859953
[/caption] [caption id="attachment_235016" align="aligncenter" width="448" caption="Mangrove dan kampung seolah tiada batas (dok. pribadi)"]13644403231648628115
[/caption]