Memasuki bulan Desember, intensitas curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia semakin meningkat. Bagi sebagian masyarakat di pedesaan, ini menjadi berkah karena dengan datangnya musim penghujan berarti saat menanam padi tiba. Sebaliknya bagi sebagian masyarakat di perkotaan, musim hujan seolah menjadi bencana. Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di kota yang sudah menjadi langganan banjir setiap musim hujan tiba. Dewasa ini, banjir bukan hanya menjadi permasalahan pelik kota-kota besar seperti Jakarta. Tetepi sudah merambah ke berbagai kota kecil seperti Balikpapan.
[caption id="attachment_212529" align="aligncenter" width="448" caption="Spillway Bendali (dok. pribadi)"][/caption]
Berbagai upaya penanggulangan bencana banjir telah dilakukan oleh pemerintah kota. Salah satunya dengan membangun bendungan pengendali (bendali) di beberapa titik rawan banjir. Salah satunya bendali Telagasari di Balikpapan Selatan. Bendali yang pernah roboh dan memakan korban jiwa pada tahun 2008 lalu ini juga dilengkapi dengan sistem Spilway (pelimpah)sehingga ketinggian air pada saat banjir bisa diatur. Selain itu spilway juga berfungsi untuk mengurangi banyaknya sedimen yang masuk ke dalam bendungan. Caranya tentu saja dengan membuka tutup pintu air spilway.
[caption id="attachment_212536" align="aligncenter" width="448" caption="Tailrace Outlate (dok. pribadi)"]
[/caption]
Selain spilway (pelimpah), bendali ini juga dilengkapi Tailrace Outlate (pintu keluar saluran akhir) yang berupa konstruksi beton yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air (buangan) dari spilway. Secara matematis, bendali ini bisa mengendalikan debit air yang meningkat disaat musim hujan tiba.
[caption id="attachment_212537" align="aligncenter" width="448" caption="Bendali Telagasari (dok. pribadi)"]
[/caption]
Sebagai masyarakat kita bisa turut menjaga keberadaan bendungan pengendali banjir tersebut agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Tidak membuang sampah pada saluran air rumah tangga, atau pada bendungan, serta ikut menanam pohon disekitar bendali merupakan beberapa usaha yang bisa kita lakukan.
Jika kondisi bendali terawat, bersih dari sampah, dan hijau dengan pohon-pohon disekitarnya, bukan tidak mungkin jika bendungan ini bukan saja berfungsi sebagai pengendali banjir tetapi bisa juga dimanfaatkan sebagai sarana pariwisata. Misalnya digunakan sebagai tempat pemancingan.
Apapun itu boleh-boleh saja, asal kebersihan bendali tetap bisa dipertahankan. Sehingga fungsi utamanya sebagai pengendali banjir tidak bergeser.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H