Lihat ke Halaman Asli

Genoveva Tersiandini

penggemar wisata dan kuliner

Sumba (Part 2): Pantai Mandorak, Weekuri Lagoon dan Desa Adat Praijing

Diperbarui: 21 Juli 2022   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semburan air dari ombak | Dok Pribadi

Hari kedua di Sumba kami bangun agak siang karena perjalanan baru akan dimulai pada pukul 8 pagi. Setelah packing kami sarapan dulu di hotel sambil menunggu Alfons datang menjemput. 

Rupanya Alfons tiba agak terlambat karena dia harus mengantri BBM terlebih dahulu. Nampaknya membeli BBM di sana tidak mudah seperti di pulau-pulau besar yang ada di Indonesia. Akhirnya pemandu kami tiba pada jam 8:30 dan barang-barang yang kami bawa segera dimasukkan ke dalam mobil. Perjalanan kami mulai kembali. Hari ini kami akan menempuh perjalanan yang cukup panjang.

Tujuan pertama kami adalah mengunjungi pantai Mandorak, masih di Sumba Barat Daya. Jaraknya tidak terlalu jauh dari hotel. Ketika tiba di sana, dari parkiran saya melihat ada semburan dari celah-celah karang. Awalnya saya pikir ada air mancur atau gas atau semacamnya. Ketika saya tanyakan kepada pemandu kami, dia mengatakan bahwa itu adalah ombak. 

Tentu saja hal itu menarik perhatian saya dan saya langsung jalan menuju semburan air itu. Rupanya ombak yang menghempas di karang masuk ke dalam karang, karena ada tekanan yang besar maka dia keluar dari celah tersebut seperti air mancur. 

Jika ombaknya besar maka semburannya semakin besar, tapi jika kecil maka ombak yang keluar hanya buih-buih air saja. Suaranya pun keras. Sesuatu yang baru untuk saya.

Ketika sedang menunggu ombak datang untuk diabadikan, muncullah beberapa anak. Ada yang menempel terus dengan kata-kata yang diulang-ulang. 

Seorang anak perempuan Sumba yang selalu mendekati saya mengatakan "Bunda cantik, nanti bunda saya ambil foto. Nanti bisa panorama dan nanti kalau foto bunda angkat dagu sedikit lalu pegang kacamata. Bunda bisa kasih saya serelanya, kalau tidak kasih juga tidak apa. Nanti kami juga bisa menyanyi". 

Kata-kata itu dia ulang terus, dan jujur bosan juga saya mendengarnya. Rupanya anak lain pun mengatakan hal yang sama kepada teman-teman saya yang lain. 

Jadi ada anak yang menawarkan jasa memotret, ada juga yang menawarkan kelapa muda. Rupanya mereka berbagi peran. Kasihan juga sebetulnya tapi jika kita biasakan memberi mereka uang, itu pun tidak baik untuk mereka. Mereka akan tumbuh sebagai peminta-minta nantinya.

Cukup lama saya menunggu semburan ombak besar datang.  Namun setelah menunggu 5 menit belum juga saya dapatkan semburan besar yang bisa saya abadikan. Akhirnya saya pun berjalan menuju pantai. Pantainya kecil tapi indah sekali. Airnya berwarna hijau tosca dan pasirnya putih. Cantik sekali dan masih bersih. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline