Kali ini saya akan menulis pengalaman saya berkunjung ke Kampung Tematik Mulyaharja di Bogor. Ya ... Bogor lagi. Saya memang banyak menghabiskan waktu saya di Bogor yang ternyata banyak memiliki tempat-tempat indah yang layak dan patut dikunjungi.
Saya sudah sering mendengar tentang tempat ini tetapi belum sempat mengunjunginya. Seperti biasa, saya mulai perjalanan saya di pagi hari karena lalu lintas masih lengang. Kami berangkat dari rumah pada pukul 6:30. Dengan berbekal waze kami mulai perjalanan menuju tempat tersebut.
Kami mengambil rute jl Pajajaran kemudian di lampu lalu lintas dekat Lippo Mall/Plaza kami belok kanan dan masuk ke Jl. Lawang Gitung. Ketika sampai di pertigaan saya arahkan mobil ke kiri menuju pemakaman Cipaku. Setelah melewati stasiun Batutulis saya belok ke kanan menyeberangi jembatan dan jalan terus mengikuti jalan tersebut. Waze kemudian mengarahkan kami ke kanan saat kami menemukan pertigaan. Jalanan mulai menyempit. Dari situ ada sebuah jalan ke kanan yang hanya cukup satu mobil. Saya pun membelokkan mobil saya ke sana, namun saat melihat jalannya ... saya mulai ragu. Apa benar? Saat berada dalam kebingungan saya melihat ada seseorang di sebuah rumah dengan halaman luas/ Saya pun bertanya kepadanya dan apakah mungkin jika saya menitipkan kendaraan saya di situ karena saya akan berjalan ke Kampung Mulyaharja. Bapak itu mengatakan jalan tersebut bisa dilalui dan kalau berjalan kaki ke sana jauh sekali. Menurutnya, nanti di sana ada tempat parkir yang khusus untuk mengunjungi kampung tersebut. Akhirnya perjalanan saya lanjutkan.
Wah ternyata pemamndangan di kiri dan kanan jalan lumayan indah. Ada sawah dan kebun dan juga rumah-rumah penduduk. Ternyata benar, jaraknya lumayan jauh. Untung kami tidak nekad berjalan ke sana :)
Kami melihat ada tempat parkir di situ, namun tempat parkir itu ada di depan sebuah gedung, jadi kami ragu-ragu untuk berhenti di situ. Saya pun terus menjalankan mobil saya dan melihat gapura yang menyebutkan kawasan Mulyaharja, tapi di mana pintu masuknya? Setelah bertanya kepada penduduk setempat, ternyata kami sudah kebablasan dan ternyata tempat parkir yang tadi kami lihat memang tempat parkir untuk menuju kampung yang akan kami tuju.
Setelah memarkir mobil, mulai deh kami mencari jalan menuju kampung tersebut. Kebetulan ada tukang tahu yang sedang mangkal di tempat parkir, dan dia menunjukkan jalan masuknya. Kami pun membeli tiket yang harganya rp. 10,000 per orang. Mulailah kami menjelajah tempat tersebut. Kenyataan yang kami temukan tidak sesuai dengan ekspektasi kami. Ya ... tempat ini memang sepertinya lebih untuk orang berfoto-foto. Tapi lumayan lah.
Kami pun berjalan di atas board walk yang disediakan. Tapi lama-lama bosan juga ... akhirnya kami berjalan saja di pematang sawah dan justru berjalan keluar dari jalur. Di sana malah kami bisa bertemu dengan ibu-ibu petani yang sedang menanam padi dan juga bapak petani yang sedang membajak sawah. Ini lebih menarik untuk saya daripada berjalan di board walk.