Lihat ke Halaman Asli

Parasyte: Invasi Alien Pemangsa Manusia ala Manga

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul: Parasyte Penulis: Hitoshi Iwaaki Pertama, manga ini dibuka dengan sebuah narasi yang menarik:

"Above earth, someone was thinking if half of mankind disappeared, how many forest would be save?" "Above earth, someone was thinking if 99% of mankind disappeared, would pollution be reduce by 99%?" "Someone was thinking 'If we protected life'..."
"Di atas bumi, seseorang—atau sesuatu—berpikir jika setengah umat manusia musnah, berapa banyakkah hutan yang bisa diselamatkan?" "Di atas bumi, seseorang berpikir jika 99% umat manusia musnah, akankah polusi berkurang hingga 99%?" "Seseorang berpikir 'Andai kita melindungi kehidupan'..."

Suatu malam, di dalam kesunyian dan kegelapan, tiba-tiba beberapa buah objek tak dikenal seukuran bola tenis dan berduri (bentuknya mirip seperti bulu babi) dari luar angkasa jatuh ke bumi. Di dalamnya terdapat sebentuk cacing parasit yang bertujuan menghinggapi tubuh manusia dan menginvasi otaknya untuk bertahan hidup. Adalah Shinji Izumi, seorang murid SMA tahun kedua yang menjadi target incaran makhluk ini sebagai inangnya ketika tiba-tiba si parasit tersebut menyelinap masuk ke kamarnya. Untuk menginvasi otak mangsanya dan mengambil alih fungsi kontrol tubuh inangnya si parasit ini harus masuk ke dalam kepala orang tersebut, entah lewat lubang telinga atau hidung. Beruntung pada saat itu Shinji tengah mendengarkan musik menggunakan headset sambil tiduran, jadi si parasit merasa kesulitan untuk memasuki kepala Shinji. Tapi parasit ini tak kehabisan akal, ia mencoba masuk lewat lubang hidung, tapi hal itu lantas membuat Shinji panik dan menyangkanya sebagai ular. Tak mau menyerah, lalu parasit ini tiba-tiba melompat masuk ke lengannya, menyelinap di antara nadinya. Shinji berusaha keras mengikat lengannya agar makhluk tersebut tidak masuk lebih jauh ke dalam tubuhnya. Tapi, karena tidak ditemukan bekas apa-apa pada lengannya Shinji dan kedua orangtuanya sepakat mengganggap apa yang dialaminya itu sebagai mimpi belaka. Meski Shinji sendiri sebenarnya merasa tidak yakin. Pada bagian ini saya inget Venom, tokoh alien yang menghinggapi tubuh Spiderman dalam komik Spiderman di awal kemunculannya. Selanjutnya saya pikir pasti... ah, sambil menunda membalik halaman berikutnya, saya mulai merangkai alur dalam kepala saya. Tapi ternyata dugaan saya salah besar. Manga ini tidak sesederhana dan se-standar yang saya bayangkan. Malah, menjadi salah satu yang tak akan terlupakan... Lanjut review saya di atas, keesokan harinya setelah kedatangan makhluk-makhluk parasit itu dimulailah teror mencekam yang menghantui seluruh kota. Untuk dapat bertahan hidup, manusia yang telah dikuasai seluruh tubuhnya oleh parasit ini (dengan cara mengendalikan otaknya—jadi tubuh manusia ini hanyalah 'boneka') harus membunuh dan memakan daging manusia lainnya. Parasit ini membutuhkan asupan energi yang banyak dan menyukai daging manusia. Sementara itu, Shinji pun tekejut bukan kepalang mendapati tangan kanannya memanjang setelah bangun di pagi hari. Di tangan kanannya kini telah terdapat suatu makhluk hidup yang dapat berbicara, bergerak, berkehendak dan berpikir sendiri, serta memiliki kemampuan berubah bentuk. Dialah si makhluk parasit yang gagal menginvasi otak Shinji dan hidup di lengannya. Kemudian hari-hari berikutnya, berita di TV mulai menayangkan berita heboh tentang pembunuhan demi pembunuhan keji yang dilakukan oleh para makhluk parasit. Polisi pun tak dapat mengetahi siapa pelakunya dan senjata apa yang digunakan oleh si pelaku menghabisi (bukan hanya nyawa, tapi seluruh anggota tubuh korban dengan cara yang sangat brutal). Hanya Shinji yang tahu tentang keberadaan makhluk ini, dan ia merasa bertanggung jawab untuk menghentikan makhluk-makhluk alien parasit tersebut. Dengan bantuan Migi, si tangan kanan yang dihinggapi parasit, Shinji berusaha menyelamatkan umat manusia dari pemusnahan... Kedua, saya ingin menegaskan manga ini asli bukan untuk konsumsi anak kecil. Banyak adegan kanibalisme dan mutilasi bertebaran di dalamnya. Ceritanya benar-benar sangat kelam dan menyeramkan. Cipratan darah dan adegan-adegan seram yang membuat darah berdesir menghiasi halaman demi halamannya. Saya ingat, saya saja sampai merasa merinding membaca dan menelusuri panel demi panel gambarnya. Berulang kali saya mengumpat dan berseru betapa menjijikkan dan mengganggunya adegan-adegan yang ditampilkan. Tapi mau bagaimana lagi, saya terlanjur suka dan penasaran dengan alur ceritanya. Meskipun banyak menawarkan adegan kekerasan, tema dan jalan cerita manga ini sangat kuat serta tidak biasa. Horor yang ditawarkan adalah teror pembantaian yang keji, yang (mungkin) melampaui imajinasi tersadismu. Manga ini mengupas tentang pemusnahan dan eksistensi makhluk hidup. Tentang apa sebenarnya nilai lebih yang kita miliki yang menjadikan kita "manusia" di antara makhluk-makhluk lainnya. Inilah kenapa di awal tadi saya berani bilang kalau manga ini menjadi satu bacaan yang tak akan terlupakan. Dan, oh ya, satu lagi—ketiga, saya membayangkan seandainya manga ini dibuat versi live action (filmatau dorama yang diangkat dari manga), saya pasti akan berpikir berulang kali sebelum muntah menontonnya. Berani membaca manga Parasyte? Klik disini untuk membaca online. NB: Peringatan. Persiapkan jantungmu sebelum menelusuri lembar demi lembar manga mencekam ini. Saya tidak sedang bergurau. http://sihirkata.blogspot.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline