Lihat ke Halaman Asli

Dunia Tanpa Pemulung

Diperbarui: 29 Mei 2023   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pexels.com/

Pemulung merupakan orang yang memungut dan mengumpulkan sampah kemudian menjualnya kepada pengepul atau pengusaha untuk diolah kembali. Pemulung merupakan pekerjaan yang sering dipandang remeh, seolah pengumpul sampah juga adalah sampah masyarakat. Tidak jarang pemulung mendapat diskriminasi sosial oleh karena pekerjaannya yang dianggap tak seberapa.

Namun pernahkah Anda membayangkan dunia tanpa pemulung? Atau tak perlu dunia, bagaimana jika Indonesia tak memiliki pemulung untuk memungut, memilah, dan mengumpulkan sampah? Tak banyak orang ketahui, pemulung merupakan salah satu pemegang kunci dari proses daur ulang dalam penanganan limbah dan pelestarian lingkungan. Tanpa daur ulang, limbah akan meningkat pesat, energi yang dikeluarkan pabrik akan semakin tinggi jika tidak dilakukan daur ulang yang beresiko meningkatkan pencemaran hingga kerusakan lingkungan.

Pada tanggal 20 Februari lalu, para pemulung serta petugas kebersihan di Amsterdam melakukan aksi mogok selama satu minggu. Aksi mogok ini dilakukan untuk menuntut kenaikan gaji dan kompensasi. Selama satu minggu, tidak ada pengangkutan ataupun pengumpulan limbah rumah tangga, organik, tekstil, dan berbagai limbah lainnya. Aksi mogok ini menyebabkan penumpukan sampah diberbagai tempat dalam jumlah yang sangat besar, jalanan dipenuhi sampah, dan kota tampak sangat kacau. Aksi mogok ini berhasil dan gaji para petugas kebersihan dinaikan bersama dengan gaji dari berbagai pekerjaan lainnya.

Hanya dalam satu minggu aksi mogok dari petugas kebersihan berhasil menyebabkan kekacauan besar pada kota Amsterdam, bayangkan apabila aksi mogok tersebut dilakukan oleh pemulung serta petugas kebersihan di Indonesia. Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Pada tahun 2022, Indonesia menghasilkan timbulan sampah sebesar 20,355,120.83 ton, penanganan terhadap sampah yang berhasil dilakukan adalah sebesar 49.69% dan sampah terkelola ada sebesar 74.01%.

Apabila para pemulung serta petugas kebersihan menolak untuk membantu pengumpulan serta pemilahan sampah, maka penanganan terhadap limbah di Indonesia akan sangat terhambat dan kondisi kota beresiko menjadi sangat kacau dengan limbah dimana-mana. Tanpa pemulung dan petugas kebersihan, Indonesia akan dipenuhi bahkan tenggelam oleh sampah, dari laut hingga darat. Bayangkan jumlah sampah sebesar 20,355,120.83 ton tergeletak diberbagai tempat tanpa penanganan atau pemilahan. Bayangkan jumlah polusi yang meningkat, aroma busuk yang menikam, serta kehidupan yang harus berdampingan dengan sampah.

Berbagai daerah terlebih kota-kota besar yang memegang kunci perekonomian akan mengalami krisis, investasi dari luar beresiko terhambat karena kondisi lingkungan serta pencemaran yang sangat buruk di Indonesia akan menyebabkan pihak investor menolak untuk menanam modal. Lingkungan akan menjadi toksik dan buruk untuk ditinggali, penyakit akan berkembang biak bahkan merajalela.

Penting bagi kita untuk mulai menghargai pemulung dan melihat profesinya sebagai bagian penting dari kehidupan kita. Pemulung adalah pengolah dan pemilah sampah, bukan sampah masyarakat. Pemulung perlu untuk diapresiasi dan dihargai, diperlakukan dengan layak sebagaimana mestinya, dan dipandang setara sebagai bagian dari masyarakat karena pemulung memiliki peran penting bukan hanya bagi pihak tertentu, melainkan untuk masyarakat Indonesia secara luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline