Bhinneka Tunggal Ika, "Biar berbeda-beda tetapi tetap satu." adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia. Perwujudan Bhinneka Tunggal Ika dapat dilihat dari Toleransi. Namun, apakah Bhinneka Tunggal Ika sudah benar-benar terwujud? Apakah Toleransi sudah nyata terjadi di Indonesia?
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) adalah potret terwujudnya Bhinneka Tunggal Ika. Kampus dengan julukan Indonesia Mini ini adalah surga Toleransi. Civitas akademika UKSW berasal dari berbagai suku dan agama.
Meskipun dikelola oleh Yayasan Kristen namun UKSW tidak pernah membatasi, apalagi mendiskriminasi civitas akademika yang berasal dari agama lain karena UKSW menghargai dan memelihara keberagaman.
Selain mengembangkan intelektual mahasiswanya, UKSW berusaha untuk membina mahasiswanya supaya menjadi mahasiswa yang kreatif, mampu berpikir kritis, memiliki sifat toleran dan terbuka.
Rupanya usaha UKSW untuk menjadikan mahasiswanya memiliki sifat toleran dan terbuka sudah bisa terwujud dan dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan mahasiswa UKSW seperti contohnya Indonesian International Cultute Festival (IICF) yang dimeriakan oleh puluhan etnis mahasiswa yang ada di UKSW. IICF adalah kegiatan yang menunjukkan keberagaman Indonesia serta menjadi ajang untuk menyatukan perbedaan.
UKSW juga menjadi salah satu representasi Salatiga sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia. Dengan menjadi rumah bagi mahasiswa dari beragam suku, budaya, dan agama.
"Menurut saya UKSW memang adalah Indonesia Mini. Saya banyak menemui dan mengenal teman-teman dari berbagai macam suku, budaya, dan agama. Meskipun terdapat banyak perbedaan disini, namun saya senang karena kami boleh hidup berdampingan dengan damai, apalagi kampus selalu mendukung keberagaman yang ada. UKSW banyak menyelenggarakan kegiatan untuk menyatukan keberagaman dan kegiatan itu tentu saja seru dan keren-keren. Sebenarnya saya juga sangat senang karena UKSW sebagai kampus Kristen tetapi masih memperhatikan teman-teman yang berasal dari agama lain." Ungkap Putrisari, salah satu mahasiswi program studi S1 Hubungan Masyarakat UKSW.
Putri awalnya tertarik masuk UKSW karena dia melihat jurusan S1 Hubungan Masyarakat yang unik karena bernaung di bawah Fakultas Teknologi Informasi. Program Studi S1 Hubungan Masyarakat UKSW juga merupakan program studi S1 Hubungan Masyarakat pertama di Jawa Tengah dan sudah terakreditasi A.
"Awalnya saya masuk UKSW karena jurusan s1 HUMASnya keren. Tetapi saya tidak pernah berpikir akan mendapatkan nilai plusnya. Saya masuk jurusan HUMAS dan saya dibekali dengan ilmu komunikasi antar budaya."
Putri mengatakan awalnya dia adalah anak yang tertutup dan kurang percaya diri. Sebelum datang langsung ke UKSW Putri sempat cemas bagaimana dia harus beradaptasi dan mendapatkan teman mengingat dia berasal dari luar pulau Jawa.
"Saya berasal dari Manado. Awalnya saya berpikir saya akan susah menyesuaikan diri apalagi soal bahasa. Saya merasa minder karena bahasa saya berbeda dan sebelumnya saya berpikir saya akan dijauhi karena tidak bisa berbahasa Jawa."