Lihat ke Halaman Asli

Oktavianus Geleng Yen

Dayak Wehea. Kutai Timur, Kalimantan Timur | Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta | PMKRI Cab. Yogyakarta.

Film Pendek "Kinetik", Inspirasi bagi Milenial

Diperbarui: 3 Juni 2019   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

youtube.com/putritanjung2209

Film pendek "Kinetik" (hal yang berkaitan dengan gerak), menceritakan realita yang terjadi di Ibukota atau Kota Jakarta sebagai Kota Megapolitan. Realita yang ditunjukkan terdiri dari berbagai kondisi kehidupan lapisan masyarakat dengan beraneka ragam status sosial penghuninya. 

Namun di pinggiran kota Jakarta yang berjarak tempuh dua jam memperlihatkan situasi memprihatinkan. Menggerakan ketiga anak muda untuk melakukan suatu aksi nyata.

Di bagian pengantar awal diungkapkan oleh Karim bahwa: "Jakarta dengan segala kemegahannya seakan menjanjikan orang-orang mewujudkan semua khayalannya serta angan-angan di tempat itu. 

Di Jakarta semua orang tak berhenti bergerak meskipun harus berdesakan dengan segala kesibukan, sehingga jalannya terlalu sempit untuk dilalui. Marah, tawa bahkan tangis sudah menjadi bagian dari Jakarta. 

Banyak yang bilang Jakarta itu keras, tetapi segalanya (kehidupan) terjadi di sana, walaupun demikian manusia sulit untuk berpaling dari sebuah tempat yang bernama Jakarta". Itulah gambaran yang terjadi dan terus melekat pada Jakarta." 

Film pendek ini mengisahkan tentang persahabatan tiga anak muda kekinian yang telah mencapai kesuksesan dalam bidang kerja masing-masing. Mereka adalah Karim (seorang desainer interior), Dhea (seorang penari profesional), dan Kevin (seorang programmer andal di perusahaan IT ternama). 

Ketiga sahabat ini berhasil meraih impian mereka dan mencapai semua yang mereka inginkan dalam hidup mereka. Lelah menjalani rutinitas pekerjaan, mereka bertemu dan berrefleksi bersama. Dalam refleksi mereka terungkap pengakuan bahwa masih ada ruang kosong dalam diri mereka. Ada sesuatu yang membuat mereka merasa hampa. 

Situasi ini terungkap dari apa yang disampaikan oleh Karim, ia menyatakan: "Kalau semua target dan mimpi kita sudah tercapai, apa lagi yang harus kita cari? Ketika kita berkerja untuk menghidupi diri, juga berkarya untuk memuaskan batin. 

Apalagi yang harus kita lakukan supaya terus merasa hidup? Atau definisi sukses versi kita ada yang salah?". Apa yang terungkap ini bukan karena mereka tidak bersyukur dengan apa yang mereka miliki. 

Singkat cerita, Karim yang terus berkutat dengan segala pikirannya menemukan sebuah keinginan. Sebuah hal baru dan tantangan untuk membangun diri, Karim dengan segala persiapannya mengajak kedua sahabatnya yaitu Dhea dan Kevin untuk bergerak dalam melakukan sebuah perubahan. 

Mereka keluar Jakarta dan mencari hal baru tersebut, 2 jam perjalanan dari Jakarta mengantarkan mereka ke sebuah desa. Tidak seperti yang mereka bayangkan, sekolah di desa tersebut benar-benar membuat mereka terkejut. Bangunan-bangunan seadanya, lantai rusak, buku-buku untuk belajar tidak layak pakai, dan masih banyak kerusakan lain nya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline