Sebagai manusia yang hidup di abad-21 ini kita sudah tidak asing lagi dengan istilah ekonomi. Menurut pandangan ekonomi neo-klasik manusia selalu menghitung untung-rugi dalam tindakan nya sehingga menyebabkan muncul nya nilai pada barang yang masuk ke pertukaran, hal tersebut menyebabkan pula pembentukan harga, produksi, dan distribusi pendapatan melalui mekanisme permintaan dan penawaran dalam pasar itulah yang disebut dengan ekonomi.
Sedangkan dalam pandangan antropologi, ekonomi merupakan hubungan antara manusia dengan sesuatu yang diproduksi oleh manusia itu sendiri seperti barang, ide, dll. Definisi tersebut berfokus pada relasi kepemilikian, bukan pada barang nya itu sendiri. Artinya antropologi ekonomi melihat bahwa ekonomi bukan hanya ihwal mekanisme pasar atau untung-rugi semata.
Ekonomi merupakan bagian dari dunia yang dibuat oleh manusia dimana didalamnya manusia saling berhubungan oleh barang yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Kegiatan ekonomi dalam pandangan antropologi ekonomi bukan hanya sekedar aktivitas produksi dan distribusi yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan/kepuasan mereka namun ada hal-hal lain yang mengatur terjadinya kegiatan ekonomi tersebut karena dalam beberapa masyarakat di dunia, seseorang melakukan kegiatan ekonomi karena diatur oleh adat yang dibentuk oleh institusi sosial dalam masyarakat tersebut.
Oleh karena itu dalam kegiatan sehari-hari kita dapat berasumsi bahwa kegiatan seperti tolong menolong, memberikan hadiah, adalah kegiatan yang dapat didefinisikan sebagai pertukaran yang rasional.
Pertukaran merupakan salah satu cara untuk membangun relasi sosial antar individu. Maksud pertukaran disini bukan hanya seperti barter yang dilakukan oleh masyarakat sederhana.
Namun mencakup hal yang lebih luas. Marcel Mauss mendefinisikan ada 3 macam pertukaran yang ada di masyarakat yaitu; umum, seimbang, dan negatif. Pertukaran umum menurut Mauss adalah pertukaran yang dilakukan tanpa memperhitungkan nilai yang telah diberikan namun dengan asumsi bahwa suatu saat sesuatu akan diberikan kembali walaupun tidak sepenuhnya.
Contoh dari pertukaran umum adalah orang tua yang membiayai kehidupan anaknya, memberikan makan, pakaian, hadiah ulang tahun, pendidikan, dll. Orang tua biasanya tidak mengharapkan timbal balik apapun, mereka hanya mengharapkan kasih sayang, perhatian, dll yang akan anak mereka lakukan saat mereka tua nanti, hal tersebut merupakan hal yang tidak bisa diukur nilai nya dan akan terjadi dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Yang kedua adalah pertukaran seimbang. Pertukaran seimbang merupakan pertukaran langsung, artinya suatu barang ditukarkan atau diberikan namun jika barang itu diberikan ada keinginan dari si pemberi bahwa sesuatu yang bernilai sama akan diberikan kepadanya pada jangka waktu tertentu. Contohnya adalah mahar pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang akan menikah pada masyarakat Sumba.
Di masyarakat Sumba mahar dalam pernikahan merupakan hal yang penting karena jika seorang mempelai terutama pria tidak dapat membayar mahar maka anak dari pasangan tersebut tidak akan memakai nama dari clan pria namun menggunakan nama dari clan wanita nya, dan hal tersebut dalam masyarakat Sumba merupakan hal yang memalukan.
Pertukaran yang ketiga adalah pertukaran negatif yang artinya seseorang mencoba mendapatkan sesuatu namun tidak ingin kehilangan sesuatu yang dia miliki, atau "get something for nothing." Salah satu contoh dari pertukaran negatif adalah berjudi.
Karakteristik utama dari pertukaran negatif adalah pembeli dan penjual mencoba untuk mendapatkan lebih dari apa yang dia beri. Menurut definisi-definisi yang dijelaskan oleh Marcel Mauss diatas kita dapat berasumsi bahwa jenis pertukaran yang dilakukan oleh individu didorong oleh rasionalitas yang dia miliki dan juga aturan masyarakat yang berlaku di tempat dia tinggal. Hal-hal tersebut terkadang menimbulkan keegoisan dalam diri manusia karena adanya tekanan sosial dan keinginan yang ingin dipenuhi.