Satu lagi yg lucu, taxi di bandara Soekarno-Hatta harus pakai sticker. Sticker-nya beli dari AP-II dan berlaku 1 tahun. Padahal penumpang sudah dikenakan surcharge. Taxi tak ber-sticker dilarang ambil penumpang. Jadi taxi tak ber-sticker yg antar penumpang ke bandara pulangnya harus kosong... habis2in BBM dan nyempit2in jalan... "wasted".
Sedangkan pada jam2 sibuk pendaratan pesawat, banyak penumpang yg harus menunggu sampai 1 jam untuk mendapatkan taxi ber-sticker. Ini penurunan produktivitas secara nasional. Orang mau kerja waktunya habis hanya untuk nunggu taxi. Ini yg gak dipikirken oleh para pejabat negara yg kurang pandai di dalam hitung2an ekonomi negara tapi sangat pinter dalam mencari uang "mudah" berlandaskan kekuasaan. Semoga Pak Jonan membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H