Lihat ke Halaman Asli

Uniknya Islam di Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang perjalanan, bersepeda dari Malaysia hingga kini di Provinsi Yunnan, China. Mesjid menjadi salah satu tempat yang paling banyak saya menginap. Melihat umat Islam yang tersebar di Asia Tenggara hingga China Selatan ini, membuat saya menyadari uniknya umat Islam di Indonesia.

Berawal di Malaysia ketika waktu menunjukan jam delapan malam, saya berusaha mencari mesjid untuk menginap hingga saya temukan papan bertuliskan mesjid. Di dalamnya saya melihat jemaah dengan pakaian serba putih dan sorban.

Tak lama seseorang yang nampaknya penjaga mesjid tersebut keluar. Lalu saya menghampirinya dan mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum”.

“Wa’alaikum salam”,  jawabnya.

Lalu saya berkata, “Saya permisi menginap di Mesjid ini”.

Bukan sebuah jawaban, ia malah balik bertanya, “Kamu tahu ini apa?”.

“Ini pesantren, di lingkungan pesantren itu tak boleh memakai celana pendek”, ungkapnya sambil melihat ke arah kaki saya. “Tidak boleh”, ia menyambung.

“Kalo begitu terima kasih pak”, kata saya. Sambil dilihat para santri, saya pergi terhuyung-huyung sambil mendorong sepeda karena terlalu lelah setelah seratus kilometer lebih mengayuh.

Ditengah jalan seseorang diantara jemaah melihat tulisan di bagian depan sepeda saya dan berkata, “Ingat selalu tuhan”, sambil membaca dengan keras ke arah penjaga tadi agar ia tahu.

“Itu Tuhan bukan Allah”, si penjaga berkilah, “jelas beda Tuhan dengan Allah”.

Ketika di Thailand Selatan, wilayah yang sedang bergejolak konflik antara etnis Melayu yang beragama Islam dengan kerajaan Thailand, saya melihat wanita-wanita memakai cadar dan pemuda-pemudanya memakai pakaian khas timur tengah dengan kopiah haji di kepalanya, nampaknya pemandangan ini sangat umum di daerah ini. Ketika mampir di warung, saya  terlibat percakapan dengan warga setempat. Tampak penasaran seseorang bertanya kepada saya, “Benarkah di Indonesia satu rumah bisa dihuni oleh tiga umat agama?”. Lalu saya menjawab, ” Iya, banyak.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline