Lihat ke Halaman Asli

Teori Kehendak Arthur Schopenhauer

Diperbarui: 9 Januari 2024   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang filsuf dari Jerman yang bernama Arthur Schopenhauer yang dikenal dengan filosofi pesimisnya, yang dimana ia menekankan peran kehendak dalam pengalaman manusia. Ia mengemukakan pendapatnya bahwa hidup penuh dengan penderitaan dan yang terbaik yang dapat dilakukan seseorang yaitu meminimalkan keinginan untuk mencapai kepuasan.

Dalam konsep kehendak menurutnya, kekuatan mendasari fenomena dan kehidupan itu penuh dengan penderitaan karena keinginan seseorang yang berkeinginan tanpa henti. 

Dalam pandangannya, mengendalikan kehendak dapat membawa kebebasan dari penderitaan. Menurutnya kehendak adalah kekuatan fundamental di balik semua fenomena yang dialami manusia.

Contoh kasus dari teori ini adalah, seseorang yang selalu menginginkan kebahagiaan dan cukup akan harta yang dimilikinya, tetapi ia harus menghadapi pendieritaan yang terus menerus di dalam prosesnya. 

Meskipun sudah cukup tetapi kehendak terus membuatnya menginginkan sesuatu yang lebih, menciptakan siklus penderitaan yang tanpa berakhir. Schopenhauer mengartikan peristiwa ini sebagai kehendak yang tak pernah puas, yang menyebabkan seseorang mengalami penderitaan.

Dari uraian tersebut adalah bahwa Arthur Schopenhauer, seorang filsuf Jerman yang dikenal dengan filosofi pesimisnya, mengemukakan pandangan tentang peran sentral kehendak dalam pengalaman manusia. Menurutnya, hidup penuh dengan penderitaan karena keinginan tanpa henti yang merupakan manifestasi dari kehendak. 

Schopenhauer percaya bahwa untuk mencapai kebebasan dari penderitaan, seseorang perlu mengendalikan kehendaknya dan meminimalkan keinginan. Ia mengilustrasikan konsep ini dengan contoh kasus seseorang yang, meskipun telah mencapai cukup kebahagiaan dan kekayaan, terus mengalami penderitaan karena kehendak yang tidak pernah puas. 

Dengan demikian, kesimpulan utama dari pandangan Schopenhauer adalah bahwa mengendalikan kehendak adalah kunci untuk mengatasi siklus penderitaan yang tak berkesudahan dalam kehidupan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline