Dibulan Ramadhan ini, hukumnya wajib berpuasa bagi umat muslim. Sedangkan bagi anak-anak, belajar puasa bisa dijalankan saat mereka sudah siap secara usia serta didukung dengan kondisi yang sehat. Saat anak memasuki sekolah dasar, kita mulai bisa mengenalkan puasa pada anak. Biasanya diusia ini kita bisa mengenalkan makna berpuasa dan kewajiban yang harus dijalani. Puasa sebaiknya dilakukan pada anak dengan kondisi stabil dan sedang tidak sakit, seperti pada anak diabetes salah satunya.
Untuk memenuhi asupan nutrisi anak puasa tidak boleh sembarangan, meski kalori yang dibutuhkan anak sama seperti saat tidak puasa. Jadwal makan anak dibagi menjadi sahur dan berbuka puasa, pada dua waktu makan ini maksimalkan kebutuhan nutrisi si anak. Karena secara biologis tubuh anak akan bertahan tanpa asupan makanan selama 16 jam. Untuk mencegah anak lapar saat puasa atau makan secukupnya saat berbuka, kita harus bisa memilih menu makanan yang sesuai. Asupan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Makanan ini bisa diberikan saat sahur, karena anak membutuhkan makanan yang membantunya kenyang lebih lama. Siapkan makanan yang mengandung indeks glikemik rendah atau sedang, seperti nasi merah, ubi, kacang hijau, gandum, roti, pisang, atau susu. Sedangkan saat berpuka puasa, anak dapat mengonsusi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti makanan manis, nasi putih, kentang, donat, coklat, atau es teh. Jenis makanan indeks glikemik tinggi ini akan mengganti kekurangan asupan gula selama anak berpuasa dan cepat membuat kenyang karena mudah dicerna oleh tubuh. Saat bebuka puasa, anak langsung diberi makanan manis secara bertahap. Kita jangan langsung memberikan makanan berat pada saat anak baru berbuka puasa. Karena selama seharian berpuasa dan menahan lapar, asam lambung anak akan meningkat karena jumlah makanan berkurang.
Saat berbuka puasa kita harus membatasi sang anak memakan gorengan, karena makanan berminyak seperti gorengan sebenarnya tidak masalah dimakan saat berbuka puasa, tapi sebaiknya dikonsumsi setelah perut diisi dengan makanan atau minuman manis. Makan gorengan tidak direkomendasikan karena mengandung lemak. makanan berlemak tidak dibutuhkan anak saat berbuka puasa karena lebih lama dicerna tubuh sehingga anak menjadi sedikit makannya karena terasa kenyang. Tidak semua anak juga menyukai makanan gorengan, justru kebanyakan anak lebih suka makanan atau minuman yang manis.
Kita juga harus membatasi anak untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang manis. Anak yang sudah kenyang makan gorengan dapat menolak makanan lain. Akibatnya, kebutuhan kalori harian bisa berkurang atau malah tidak terpenuhi. Jangan lupa juga penuhi kebutuhan cairan pada anak saat waktu berbuka puasa dan sahur. Cairan yang cukup tak hanya mencegah dehidrasi dan menangkal rasa haus, tetapi dapat juga mencegah ;apar selama anak puasa, sehingga anak tetap aktif walaupun sedang berpuasa.
Pada saat anak berpuasa vitamin tambahan sebenarnya tidak diperlukan, asalkan kita sudah cukup mengasih anak mendapatkan gizi seimbang dari makanan yang di konsumsinya. Vitamin atau suplemen tambahan hanya diperlukan bila gizi anak tidak bagus atau sedang sakit. Vitamin sebagai booster tetap boleh diberikan ke anak untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya selama puasa. Misalnya, memberikan suplemen vitamin c atau vitamin d. tapi pemberian suplemen ini juga kita perlu konsultasi kedokter terlebih dahulu, karna untuk mengetahui dosis untuk anak umur 7-9 tahun dan juga apa efek sampingnya.
Jadi kesimpulannya kita harus memberikan menu makanan pada anak yang baik, tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi gorengan karna dapat menyebabkan anak kenyang lebih awal sehingga untuk makan malamnya bisa terlewatkan. Berbuka lah dengan yang manis seperti es teh dan kurma, takaran gula untuk es teh juga harus sesuai agar dalam sehari tidak mengonsumsi gula yang berlebih. Karena mengonsumsi gula yang berlebih juga tidak baik buat sang anak. Saat sahur juga perbanyak minum air putih agar saat berpuasa tenggorokan tidak terasa kering. Pantau anak saat dia tarawih takutnya jajan, jajanan yang tidak sehat.
*ditulis oleh Vicka untuk memenuhi tugas mata kuliah "Gizi Daur Kehidupan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H