Lihat ke Halaman Asli

Gizi Holistik

Mahasiswa

Kebutuhan Gizi Anak Ketika Belajar Berpuasa

Diperbarui: 15 April 2022   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi | tirto.id

Semua umat Islam menjalankan ibadah puasa pada saat bulan suci Ramadhan, dari mulai anak-anak, remaja sampai dengan orang tua. Orang tua biasanya mengajarkan anak-anak mereka berpuasa mulai dari usia 5 tahun, dimulai dengan puasa setengah hari. Dimana anak-anak hanya mengikuti puasa sampai adzan Dzuhur lalu, dilanjutkan lagi sampai adzan Maghrib. Butuh proses lumayan lama untuk anak-anak bisa terbiasa mengikuti puasa sampai adzan Maghrib, karena pada umumnya anak-anak banyak bermain dan menghabiskan banyak energi maka, lebih mudah merasakan lelah yang dimana pasti gampang sekali untuk lapar dan dehidrasi/haus. Selain itu juga terdapat beberapa kesulitan ketika anak dibangunkan atau diajak untuk sahur.

Pada saat anak mulai berpuasa, perlu dipastikan makanan dan minumannya yang dikonsumsi untuk menu sahur dan berbuka. Sebaiknya makanan yang dikonsumsi dikurangi kadar garam dan gula yang berlebihan, karena akan menyebabkan cepat merasa haus dan lapar. Beri anak sayuran dan buah-buahan ketika sahur dan bebuka juga makanan sehat lainnya. Pastikan anak terpenuhi cairan tubuhnya, selain air putih anak juga dapat diberi susu. Anak juga harus diberi arahan dan edukasi agar bisa lebih mengerti tentang puasa. Ketika sahur, anak boleh diberi suplemen vitamin agar menjaga stamina tubuh anak. Kemudian berbukalah dengan yang manis seperti jus buah, pudding dan kolak pisang. Hindari langsung menyantap makanan berat setelah anak seharian berpuasa, tidak dianjurkan untuk memakan makanan yang pedas atau asam.

Ketika anak mulai belajar berpuasa maka, sajikanlah makanan sahur dan bebuka sesuai keinginan anak namun, diperhatikan lagi nilai gizi nya. Anak-anak rentan sekali terkena diare dan kita harus mengatur makanan dan minuman yang dikonsumsi anak. Berikanlah menu yang sesuai dengan kebutuhan anak seperti misal, dada ayam panggang, pisang, pudding buah, sayur sop dan susu. Ubahlah menu setiap harinya agar anak tidak mudah bosan, dan berilah hiasan sekreatif mungkin agar lebih menarik dan meningkatkan nafsu makan anak.

Bulan suci Ramadhan banyak sekali makanan yang dijual seperti gorengan dan es-es pinggiran, anak tidak boleh terlalu sering memakan makanan berminyak seperti gorengan dan minuman es, karena bisa menyebabkan panas dalam. Jika terdapat kendala mengenai nafsu makan anak pada saat mulai belajar puasa maka, berilah makanan yang diinginkan anak, tidak perlu dipaksa untuk makan habis setiap harinya, karena itu akan membuat anak merasa tidak ada selera makan.

Pantau aktivitas anak ketika mulai belajar berpuasa dan beritahu agar tidak beraktivitas terlalu aktif, karena akan menguras banyak energi dalam tubuh yang menyebabkan lapar dan haus. Peran orang tua sangat penting selain mengajarkan bagaimana cara berpuasa, ternyata harus memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi anak, jika makanan yang diberikan tidak terdapat nilai gizi yang baik dapat menyebabkan anak mengalami beberapa masalah dalam tubuh dan pencernaannya. Emosi akan gampang tersulut ketika anak merasa lapar dan haus yang disebabkan kosongnya perut juga kelelahan tubuh.

Anak yang mulai belajar puasa harus banyak diberikan makanan yang mengandung protein, zat besi, vit a,c dan e, kalsium. Dianjurkan makan sahur dekat jam imsak dan berbuka setelah adzan maghrib berkumandang. Tidak memaksa anak untuk berpuasa full jika tidak kuat.

*Tulisan ini dibuat oleh Amelia untuk memenuhi tugas mata kuliah "Gizi Daur Kehidupan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline