Puasa merupakan salah satu dari rukun islam yang diwajibkan bagi setiap muslim. Ternyata puasa yang dijalankan umat muslim memiliki makna yang luar biasa sebagai media pendidikan karakter, manusia mengubah pribadinya menjadi orang-orang yang berkualitas baik secara pribadi maupun secara sosial. Penanaman karakter sepatutnya di mulai sejak dini, sebab anak akan menjadi sesuatu yang sesuai dengan apa yang telah dibentuk oleh orang tuanya.
Momentum Ramadhan dapat pula menjadi sebuah agenda orang tua untuk melakukan pembinaan karakter anak, dengan media puasa ini, anak diharapkan dapat menjalankannya dengan baik yang dibimbing dan dicontohkan langsung oleh orang tua.
Namun, disisi lain orang tua harus memberikan nutrisi yang tercukupi karena anak masih dalam masa pertumbuhan. Dengan pola makan sahur dan buka puasa yang baik, anak tetap tercukupi kebutuhan nutrisinya.
Ada kalanya meskipun belum masuk usia akil baligh, anak-anak sudah diajak belajar berpuasa. Karena masih dalam proses belajar, anak tidak harus berpuasa sehari penuh, tapi boleh dimulai dengan setengah hari. Yang penting adalah pengenalan puasa dapat tertanam kepada si anak sejak dini. Selain itu anak juga belajar mengenai gizi yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Pemenuhan nutrisi bagi anak ketika berpuasa tidak jauh berbeda dengan sebelumnya saat tidak berpuasa. Anak harus tetap mendapatkan makanan yang bergizi seimbang. Hanya saja, jam makannya yang dipindahkan.
Pada kondisi normal, seorang anak dianjurkan untuk makan besar 3 kali (sarapan, makan siang, makan malam) dan makan selingan (snack) 2-3 kali sehari.
Pada saat puasa, pola makan mengalami perubahan, makan besar hanya dilakukan dua kali yaitu saat sahur dan makan malam, dan makan selingan (snack) hanya dilakukan saat buka puasa.
Di antara itu anak tidak mengkonsumsi makanan atau minuman apa pun. Dalam keadaan normal, kita dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari dengan baik karena glukosa sebagai sumber energi.
Glukosa merupakan sumber energi untuk otak, hati, otot, sel darah merah dan sel lemak. Sumber energi ini bergantung pada kadar gula darah dalam tubuh yang terjaga dari asupan makanan. Makanan yang kita makan dapat menjaga kadar gula darah dalam tubuh hingga empat jam, setelah itu kadar gula darah berangsur-angsur turun.
Setelah empat jam, untuk menjaga kadar gula darah, tubuh memecah glukosa (glikogen) yang disimpan di hati dan otot. Jika simpanan glikogen habis, maka tubuh akan menggunakan cadangan lemak dan protein sebagai sumber energi.