Tanggal
25 Juli 2020 atau bulan lima tanggal lima menurut penanggalan China, warga Tionghoa di seluruh dunia memperingati Hari Bakcang. Bakcang adalah makanan berbahan beras ketan yang diberi isian, kemudian dibungkus menggunakan daun. Mirip dengan lontong.Hari Bakcang sendiri memiliki beberapa sebutan yaitu Festival Bulan Kelima, Festival Summer, Festival Duan Wu, Festival Peh Cun.
Kenapa Hari Bakcang diperingati setiap tahun?
Menurut legenda Bakcang berkaitan dengan tokoh Qu Yuan(340SM). Qu Yuan adalah seorang penyair dan pejabat pemerintahan yang memiliki karir yang cukup bagus di negara Chu. Hingga pada suatu waktu dia difitnah dan diasingkan setelah para menteri korupsi berhasil menyakinkan raja.
Setelah kepergian Qu Yuan, negara Chu menjadi goyah. Hingga akhirnya mudah dikalahkan negara Qin. Mendengar kekalahan negara Chu tersebut Qu Yuan bersedih kemudian memilih bunuh diri dengan terjun ke sungai Miluo.
Menurut cerita, penduduk berusaha mencari tubuh Qu Yuan dengan mendayung perahu sambil memukul drum untuk menakuti ikan dan roh jahat supaya tidak mengganggu tubuhnya. Selain itu, penduduk desa juga melemparkan nasi yang dibungkus ke sungai supaya ikan-ikan memakan nasi tersebut dan tidak memakan jenazah Qu Yuan.
Untuk mengenang jasa QU Yuan tersebut maka setiap tanggal 5 bulan 5 warga Tionghoa makan Bakcang yang melambangkan nasi yang dilempar ke sungai.
Cara Membuat Bakcang hampir sama dengan membuat lontong. Dengan terlebih dahulu merendam beras ketan selama minimal 3 jam. Sementara untuk isian Bakcang ada dua yaitu manis dan asin. Yang manis berisi kacang merah dicampur gula, mirip isian onde-onde. Untuk yang asin berisi daging, jamur kering yang sudah direndam, udang kering dan sedikit kacang hijau kupas, kuning telur asin.
Setelah dibungkus dengan daun bambu, Bakcang direbus selama dua-tiga jam. Kemudian digantung untuk meniriskan airnya.
Bakcang dimakan dengan menambahkan cairan gula atau bisa juga menggunakan gula putih.
Makna dibalik Bakcang