Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Negara Damai, KOWANI Kutuk Aksi Teror Sarinah

Diperbarui: 15 Januari 2016   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Teror bom bunuh diri dilakukan di depan gedung Sarinah Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016 pagi hari, foto : www.brilio.net"][/caption]Ketua Umum KOWANI, Giwo Rubianto Wiyogo menyatakan prihatin dan mengutuk aksi terror Sarinah yang terjadi Kamis pagi. Aksi terror tersebut sebagaimana diberitakan oleh media massa telah menelan korban jiwa dan luka-luka. Ketika berita ini dibuat, korban terror Sarinah sebanyak 33 orang, 7 di antaranya meninggal dunia

“Aksi kekerasan atas nama apapun tidak dibenarkan oleh nilai dan ajaran agama apapun. Kebenaran tidak bisa digapai dengan menggunakan kekerasan” ujar Giwo

Perempuan penyuka kura-kura ini mengajak semua masyarakat Indonesia untuk tidak panik dengan peristiwa terror tersebut. Kepanikan akan membawa kita akan mudah terpancing dengan berita hoax (bohong) dan provokasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Giwo justru mengajak masyarakat untuk merefleksi kembali bahwa Negara ini adalah Negara damai. Negara Indonesia dibangun di atas keberagaman agama, suku, bahasa, bangsa, ideology dan ras. Di atas keberagaman tersebut, selama ini bangsa Indonesia hidup damai berdampingan dan saling tolong menolong satu dengan lainnya.

“Indonesia bukan Negara teroris. Ingat, mereka itu datangnya bukan dari masyarakat Indonesia. Mereka dari Negara lain. Kita patut bertanya, mengapa mereka (teroris) ingin menjadikan Negara ini sebagai sarang teroris. Apakah karena kita terlalu damai” Tanya Giwo

Giwo mengaku sedih, mengapa para teroris itu menjadi Indonesia sebagai target sasaran. Untuk itu Giwo mengajak semua masyarakat untuk mewaspadai agar tidak terbujuk dengan ajakan apapun dari gerakan radikal.

Pada hari dan jam yang sama saat terjadinya terror Sarinah, KOWANI tengah menyelenggarakan Seminar tentang Radikalisasi di Indonesia. Seminar tersebut diselenggarakan atas kerjasama dengan Kementerian Agama di Red Hotel.

“Kita semua mafhum, keberegaman kita ini sudah kehendak Tuhan. Kalau Tuhan mau, Tuhan bisa saja menciptakan manusia dari satu jenis saja. Tapi kita kan diciptakan beragam latar belakang” tutup Giwo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline