Lihat ke Halaman Asli

Dampak Citizen Journalism dan Media Sosial terhadap Jurnalisme

Diperbarui: 1 April 2017   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Masa depan adalah saat ini. Kantong kita penuh dengan gadget dan teknologi. Jadi bukanlah hal yang mengejutkan jika jurnalis menggunakannya untuk meliput berita terbaru bahkan semua orang pun mengabadikan momen-momen penting dalam hidupnya melalui bantuan gadget.

Teknologi ini mendorong kecepatan berita.  Dulu jurnalis menggunakan pulpen dan kertas, kamera film, alat-alat semacamnya. Tetapi saat ini khalayak telah berubah. Jurnalis hidup dalam masyarakat yang penuh tuntutan, orang-orang mendengar dan melihat dalam berbagai perangkat. Jurnalis harus bergerak cepat agar khalayaknya tidak hilang atau berkurang. Teknologi membantu kita dalam kehidupan sehari-hari. Melalui teknologi ini media sosial dan jurnalisme warga pun berkembang.  

Jurnalisme Warga

Semua orang memiliki cerita dan pasti ada orang yang mau mendengarkannya. Kita semua bisa menjadi jurnalis, kita semua adalah saksi setiap peristiwa dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua orang adalah jurnalis warga pada titik tertentu, bahkan bisa menjadi jurnalis yang penting di dunia. Pada waktu dan tempat yang tepat dan kita memiliki telepon genggam, mengirimkan satu kalimat, bisa mengubah dunia.

Elemen jurnalisme ke-10 menurut Kovach dan Rosenstiel yakni, publik, (Citizens, too, have rights and responsibilities when it comes to the news) dalam subjudul buku “What Newspeople Should Know and The Public Should Expect”. Kemunculan jurnalisme warga adalah salah satu bentuk kekecewaan publik terhadap jurnalisme konvensional yang penuh dengan kealpaan (Iskandar & Lestari, 2016).

Menurut Alan dan Thorsen ( 2009), jurnalisme warga sering dikaitkan dengan aktivis politik yang berusaha untuk menantang lembaga masyarakat dan relasi kekuasaan. Peran jurnalisme warga adalah yaitu berlaku sebagai kritik media, juga bisa mengkritik prinsip-prinsip jurnalis profesional domestik, melakukan tindakan terhadap isu yang mungkin di abaikan. Dalam konteks globalisasi, perkembangan ini menuntun pada cara baru untuk memahami perubahan sosial.

Jurnalisme warga sangat cepat bermunculan. Inilah masa depan jurnalisme dan kita harus siap dan terbiasa dengan itu. Dengan kemajuan teknologi, kemampuan untuk melakukan kegiatan jurnalistik menyebar ke semua orang. Orang-orang dapat men-tweet dan mengunggah video yang diambil menggunakan telepon genggam dan mampu menyampaikan cerita kepada khalayak di saat itu juga.

Menurut Sitepu (2001), konsep berpikir jurnalisme secara luas yaitu masyarakat biasa dapat melakukan kegiatan junalistik dengan membuat media sendiri, dimana wujud medianya bukan perusahaan profesional, tetapi berbasis komunitas atau individu. Di sana tidak ada struktur pemimpin umum, pemimpin redaksi, apalagi pemimpin perusahaan. Jurnalis warga hanya berkonsentrasi pada mutu, jumlah, dan pengayaan terhadap isi medianya.

Jurnalisme jenis ini (jurnalisme warga) terus bertumbuh dan kita bisa melihat kekuatannya.Jurnalisme warga tidak melulu tentang politik,  bisa tentang ekonomi, tentang komedia pun bisa, dan sebagainya. Jurnalisme warga juga lebih dari sekedar memotret kesalahan para politisi atau selebriti. Jurnalisme warga mampu menerobos kisah-kisah yang bisa metransofrmasi jurnalisme tradisional. Jurnalis warga dapat pencarian dokumen-dokumen atau mengisi petunjuk-petunjuk investigasi yang sedang dilakukan oleh suatu media, dengan menemukan informasi di dalam komunitas mereka. Jurnalisme warga bisa menggali informasi apapun yang ada di lingkungannya yang sedang hangat, dan menjadi semakin kreatif dalam menyelidiki untuk menemukan fakta-fakta dan memberitakannya .Hal yang membuat jurnalisme warga  menjadi hal yang digemari saat ini adalah tidak ada aturan yang tertulis.Meskipun jurnalis secara fundamental harus memiliki komitmen terhadapa akurasi, verifikasi fakta, dan keberimbangan harus tetap di jaga.

Semua orang bisa menjadi jurnalis warga, yang dibutuhkan hanyalah hasrat atau keinginan yang kuat, sedikit latihan, dan keinginan untuk menyampaikan cerita yang bagus. Kita bisa bergabung dengan situs berita atau menyebarkan berita kita secara independen baik melalui media sosial maupun blog, atau situs berita pribadi. Saat ini adalah waktu yang terbaik bagi setiap warga untuk keluar dan melaporkan semua kejadian yang ada di sekitarnya.

Lalu, apa peran media atau perusahaan media dalam menghadapi era jurnalisme baru ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline