Lihat ke Halaman Asli

Isteriku juga Guru Sosiologi

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Membaca tulisan "Edukasi" hari ini khususnya terkait dengan guru sosiologi. saya memang bukan seorang guru. Hanya saja memiliki isteri seorang guru sosiologi. Dengan latar belakang pendidikan S1nya jurusan Sosiologi, karena ditengah perjalanan belajarnya bercita-cita ingin menjadi seorang guru, maka ia terus meneruskan belajarnya dengan menempuh program Akta IV yang waktu itu masih ada. Juga kebetulan 2 angkatan terakhir sebelum program tersebut ditutup.

Katanya, mengajar Sosiologi itu memang asyik, menyenangkan dan dinamis. Selain materi pelajaran yang sangat lekat dengan kehidupan sosial, yang itu tiap hari tentu saja menhadapi persoalan yang berbeda-beda, juga berhadapan langsung dengan si siswa dengan berbagai macam keunikannya. kalau pas berbicang-bincang dengan isteri, banyak yang diceritakan terkait dengan siswa dengan segala macam permasalahan yang dihadapinya. Dan kadang dijadikan tempat curhat oleh murid-muridnya, cuma apakah ini karena ia mengajar sosiologi atau yang lain saya tidak tahu pasti.

ada cerita, seorang siswa. ia pandai karena orang tuanya miskin sehingga ke sekolah pun hanya bersepeda sejauh kurang lebih 10 km, dibandingkan dengan teman-temanya yang naik sepeda motor. sepulang sekolah harus kerja mencarikan rumput binatang ternak untuk biaya sekolahnya. ada juga seorang siswi  yang mengaku tidak perawan lagi karena berhubungan badan dengan pacarnya. dan yang ada cerita paling akhir dari isteri, cerita yang cukup menyentuh hati.

ia seorang siswi. kebetulan kedua orang tuanya telah cerai. dan dilihat secara umum, ia tergolong anak orang yang kecukupan, rumah juga bagus, namun ia tidak malu-malu untuk menjual makanan-makanan kecil ke sekolah. ia tawarkan jajanan itu ke teman-temanya, para guru. ia juga bukan anak yang nakal, penurut.

isteri saya tidak mengira kebersamaan ketika piknik ke bali awal Februari lalu menjadi kenangan yang teakhir, karena tak lama setelah kepulangannya dari Bali, ia berpulang ke sisi Allah, dikabarkan karena sakit. sang Ibu juga menyesal karena tidak segera membawa anaknya ke rumah sakit.  Di saat-saat akhir meninggalnya, ia pun berkata kepada orang-orang yang menjenguknya untuk keluar ruangan, kata ia mau  sholat dulu. penyakit apa yang diderita, wallahu a'lam.

cerita yang sedikit ini, mungkin menguatkan bahwa mengajar sosiologi itu memang asyik, menyenangkan, dinamis. Realitas sosial dan cerita-cerita kehidupan manusia itu sendiri dapat menjadi materi pelajaran yang luar biasa.

Ayo semangat, wahai guru-guru Soosiologi!

semoga bermanfat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline