Lihat ke Halaman Asli

Gita Yulia

Content Writer | SEO Content Writer

Lebih dari 1,680 Javanese Makin Betah Tinggal di Kampung Terapung Thailand, Kok Bisa?

Diperbarui: 21 November 2024   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang Javanese atau Jawa betah tinggal di Kampung Terapung Thailand (Screenshoot YouTube Lukasz Stachurko) 

Keturunan Javanese atau Jawa kini makin betah tinggal di sebuah Kampung Terapung di perairan Thailand.

Menurut sejarahnya, sekitar dua abad lalu, tiga keluarga nelayan keturunan Javanese mendirikan sebuah desa terapung di perairan Thailand.

Kini, kampung tersebut dikenal sebagai Koh Panyee dan dihuni oleh lebih dari 1.680 penduduk, mayoritas beragama Islam.  

Kampung terapung ini terletak di Provinsi Phang Nga, Koh Panyee berada di Laut Andaman, tersembunyi dalam teluk yang dikelilingi tebing kapur setinggi 20 meter.

Meski tidak memiliki alamat resmi di dalam peta internasional, lokasinya cukup strategis dan mudah diakses para wisatawan.  

Awalnya, kampung ini dibangun untuk menghindari hukum Thailand yang melarang kepemilikan tanah oleh orang asing. 

Para pendiri mengibarkan bendera di puncak bukit sebagai simbol kekuasaan dan undangan bagi nelayan lain untuk bergabung. 

Nama Koh Panyee sendiri berarti "Pulau Bendera" dalam bahasa Thailand. Koh Panyee kini menjadi simbol adaptasi budaya dan kreativitas. 

Meski mayoritas penduduknya keturunan Javanese, pengaruh budaya Melayu, Aceh, dan Thailand sangat terasa. 

Bahasa yang digunakan di kampung terapung Thailand ini pun beragam, tetapi umumnya mereka menggunakan bahasa Melayu, Thai, hingga Inggris.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline