TikTok menjadi salah satu platform media sosial terkuat dalam membentuk gaya hidup dan cara berkomunikasi generasi muda, terutama dalam hal cinta dan hubungan.
For You Page (FYP) yang terkenal di platform ini, kerap kali memperkenalkan tren yang tidak hanya bersifat viral, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan sosial dan emosional para penggunanya.
Salah satu dampak yang paling menonjol adalah penciptaan standar baru dalam menunjukkan kasih sayang, atau yang dikenal sebagai love language (bahasa cinta).
Di satu sisi, hal ini mungkin memperkaya cara orang berekspresi. Namun di sisi lain, tren ini menciptakan ekspektasi baru yang terkadang tidak realistis, bahkan membebani mereka yang berusaha menyesuaikan diri dengan standar tersebut.
1. Fenomena Hari My Girl (1 Oktober)
Salah satu tren yang paling kuat dalam mengekspresikan cinta di TikTok adalah Hari My Girl, yang diangkat dari lagu We Fell in Love in October oleh Girl in Red.
Setiap tanggal 1 Oktober, TikTok dipenuhi oleh konten yang mengekspresikan kasih sayang kepada pasangan perempuan, menjadikan hari tersebut sebagai ajang selebrasi cinta.
Namun, fenomena ini menimbulkan standar baru di mana cinta seakan-akan harus diekspresikan secara publik. Akibatnya, pengguna yang tidak merayakannya merasa terasing, tersisih, bahkan rendah diri.
2. Fenomena Flexing Keromantisan
Flexing, atau pamer, telah menjadi bagian besar dari budaya media sosial, dan kini telah berkembang ke ranah keromantisan. Banyak pasangan yang memamerkan simbol ketulusan hingga momen-momen indah sebagai bentuk validasi hubungan.