Belakangan ini, "Marriage is Scary" menjadi trending topik di media sosial, seiring dengan beredarnya kasus kasus tentang pernikahan. Frasa tersebut menarik perhatian, terutama di kalangan generasi muda, yang mulai mempertanyakan institusi pernikahan di era modern.
Namun, apa sebenarnya yang terjadi di balik istilah ini? Mengapa banyak orang merasa bahwa pernikahan menakutkan? dan apa manfaat serta madharatnya bagi ekosistem sosial di Indonesia? Yuk, simak selengkapnya.
Interaksi pada Media Sosial
Ketakutan terhadap pernikahan atau "Marriage is Scary" sebenarnya bukanlah fenomena baru. Sejak dulu, pernikahan sering kali dihadapkan pada berbagai masalah seperti perselingkuhan, perceraian, kesulitan ekonomi, dan kekerasan dalam rumah tangga.
Perbedaannya dengan era modern, yaitu bagaimana teknologi dan media sosial memperkuat kekhawatiran ini. Setiap peristiwa negatif terkait pernikahan dengan cepat menyebar luas, menciptakan narasi kolektif yang penuh dengan ketakutan.
Media sosial, dengan segala kemudahannya untuk berbagi cerita, termasuk cerita tentang hubungan asmara dan pernikahan, tidak hanya permasalahan rumah tangga para artis atau influencer, tetapi juga masyarakat luas, yang aktif bersosial media.
Selain itu, ketika konten-konten yang menggambarkan kehidupan pernikahan sempurna, seperti keromantisan, kemewahan dan gambaran kehidupan manis lainnya justru menciptakan idealisme yang tinggi tentang memilih pasangan.
Seperti halnya, muncul pemikiran bahwa pasangan yang baik itu yang full effort, nge-treat like a queen, nangis ketika mengucapkan akad dan kategori lainnya yang dikontruksikan oleh media saat ini. Sehingga mereka khawatir tidak mendapatkan spek seperti itu dan takut menikah.
Sebaliknya, pengalaman pahit dalam pernikahan yang dibagikan secara luas tentang bagaimana konflik rumah tangga yang dibumbui dengan perselingkuhan, KDRT dan lain-lain juga memperkuat persepsi bahwa pernikahan adalah sesuatu yang menakutkan.
Framing Media Massa
Selain itu interaksi pada media sosial, Framing media dalam memberitakan pernikahan juga memainkan peran penting. karena hakikatnya, berita tidak hanya menginformasikan fakta, tetapi memiliki framing yang berpengaruh terhadap news value yang didapatkan audiens.