Selama masa pandemi yang mengharuskan untuk terus menerus berada di rumah saja, tentunya akan menimbulkan rasa bosan dan stress pada anak. Selain itu juga berdampak terhadap tumbuh kembang anak dimana anak-anak tidak dapat melakukan interaksi social di sekolah dan bermain di luar. Dampak lockdown juga terlihat pada banyaknya orang tua yang mengeluh terhadap anaknya yang kecanduan gadget, dari televisi, telpon genggam (handpohone) hingga tablet. Meskipun kehadiran gadget memiliki beberapa kontribusi dalam membantu tumbuh kembang anak, namun disisi lain gadget juga memiliki kekurangan dan efek negative yang tentunya jika penggunaannya berlebihan akan membahayakan anak, dapat merusak kesehatan anak baik fisik maupunn mental anak. Untuk itu kegiatan bermain merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk anak, salah satunya agar anak tidak terlalu bergantung pada gadget dalam kegiatan sehari-harinya. Selain itu juga akan sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak usia dini.
Bermain merupakan kebutuhan alamiah anak usia dini. Selain sebagai aktivitas bersenang-senang, bermain juga dimaksudkan untuk belajar anak. Karena anak belajar melului aktivitas bermain. Jadi bermain. Beberapa teori telah di kemukakan oleh para psikolog maupun pakar pendidikan anak usia dini terkait manfaatnya bermain bagi perkembangan anak. Menurut Jean Piaget melalui kegiatan bermain akan membangun pengetahuan anak. Bermain bagi anak merupakan cerminan sikap pengetahuan serta dapat memberikan rangsangan terhadap perkembangan kognisi anak. Kemudian menurut Vygotsky pengetahuan anak dipengaruhi oleh hubungan social anak, dengan kegiatan bermain tentunya akan menciptakan hubungan social pada anak karena pada saat anak bermain secara tidak langsung anak telah berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Selanjutnya, menurut Jerome Bruner sendiri berpendapat bahwa bermain merupakan salah satu sarana yang dapat di manfaatkan untuk mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas anak. Melalui kegiatan bermain anak dapat berkreasi sesuai dengan imajinasnya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungan bermainnya. Bermain juga berhubungan dengan emosi anak. Menurut Frued bermain dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk melepaskan emosi yang ada pada diri anak. Seorang anak yang merasa tertekanm bosan dan emosinya sedang kacau, maka bermain dapat dijadikan sebagai penawarnya. Anak bisa menyalurkan ekspresinya yang terpendam dengan maksimal dan tanpa tekanan dari siapapun. Dan hal ini juga tanpa kita sadari akan mempengaruhi fungsi otak limbik (bagian otak yang memiliki fungsi mengendalikan emosi, kemarahan, kegelisahan, kesenangan dan cinta) anak usia dini, menurut Dr. Paul Mclean ketika otak limbik berfungsi dengan maksimal maka akan mempengaruhi belajar dan berpikir anak. Dalam kondisi ini anak akan mudah dalam menerima berbagai rangsangan dari luar, kemudian diolah menjadi sebuah pengetahuan.
Jenis Kegiatan Bermain Selama di Rumah
Berikut ini beberapa kegiatan bermain yang bisa di terapkan orang tua bersama anak untuk menstimulasi tumbuh kembang anak :
- Bermain Peran. Vigotsky dan Erikson mengemukakan bahwa bermain peran juga biasa disebut dengan bermain simbolis, pura-pura, fantasi serta imajinasi anak. Bermain peran ini tentunya dapat menstimulus perkembangan kognisi, social serta anak pada usia 3-6 tahun. Adapun contonya yaitu seperti bermain rumah-rumahan, masak-masakan dan lain sebagainya.
- Bermain Sensorimotor atau bermain fungsional. Kegiatan bermain ini melibatkan panca indra dan hubungan fisik anak dengan lingkungan sekitar. Para orang dewasa bisa mengajak anak untuk mengenal lingkungan sekitarnya seperti kegiatan menjelajah pekarangan rumah, bermain kemah-kemahan di dalam rumah atau di luar rumah, kegiatan berlari, melompat, bermain tending bola dan lain sebagainya.
- Bermain pembangunan atau konstruktif. Kegiatan bermain ini mempresentasikan ide atau imajinasi anak melalui media yang bersifat cair atau terstruktur. Piager sendiri mengungkapkan melalui kegiatan bermain ini akan membantu anak untuk mengembangkan keterampilan yang mendukung tugas-tugas anak dalam memecahkan masalah. Adapun bahan yang bisa digunakan yakni, air, pasir, playdough dan lainnya.
Jadi, bermain bagi anak usia dini mempunyai kedudukan yang sangat penting. Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan bermain, oleh karenanya, bermain tidak bisa dilepaskan dari anak usia dini. Bermain menjadi prioritas utama dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini. Melalui bermain seorang anak dapat belajar berbagai hal yang baru yang belum ia ketahui sebelumnya. Selain itu, bermain dapat pula menstimulasi berbagai perkembangan anak, seperti fisik motoric, kognitif, logika-matematika, Bahasa, moral-agama, social-emosional dan seni. Melalui bermain pula kreativitas anak akan terbangun dan berkembangan dengan maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H