Lihat ke Halaman Asli

Gita Valensia

Mahasiswa

Rumah Produksi Tempe Pak Rahmad Mempertahankan Cara Tradisional Pembuatan Tempe

Diperbarui: 21 Juni 2024   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil Produksi Tempe Bungkus Plastik/dokpri

Semarang - (20/06/24), Muhamad Rahmad adalah seorang penerus usaha pembuat tempe yang bertempat di  Jalan Fatmawati, Pedurungan Kidul, Semarang atau lebih tepatnya terletak di gang samping Swalayan ADA Fatmawati. Usaha pembuatan tempe ini sebelumnya didirikan oleh bapak mertua beliau yang bernama almarhum Hj Takwat.Awal mula berdirinya pembuat tempe sekitar pada tahun 1981. "Waktu itu bapak mertua saya masih ambil tempe dari Karangayu kemudian dijual ke pasar Gayamsari tapi setelah modalnya cukup dan berani kemudian memutuskan untuk bikin sendiri sekitar tahun 1981" ujar Pak Rahmad.

Proses Produksi Tempe/dokpri

Selain itu, proses pembuatan tempe di rumah produksi yang dikelola Pak Rahmat masih menggunakan cara manual. Langkah-langkah proses pembuatan tempe tersebut dimulai dari kedelai direndam dulu kurang lebih 1 jam, supaya bisa lebih mengirit gas supaya cepat matang. Tahap selanjutnya adalah perebusan kedelai hingga lunak atau tidak keras. Sesudah proses perebusan, kedelai di rendam lagi hingga 12 jam, lalu kedelai di kupas memakai mesin supaya terpisah antara kulit dan kedelainya, selanjutnya di cuci sampai bersih. Setelah bersih baru diberi ragi, kemudian kedelai ditiriskan sampai benar-benar tidak ada airnya sama sekali. Setelah itu proses pembungkusan baik itu pakai plastik maupun pakai daun. Selesai dibungkus, tempe ditata rapi, kemudian diberi lobang supaya udara bisa masuk. Terakhir yakni menunggu sampai menjadi tempe yang sempurna.

Hasil Produksi Tempe Bungkus Daun/dokpri

Tempe ini kemudian dijual di pasar Gayamsari dan melayani pula pembelian langsung di rumah produksi.Untuk harga tempe yang di produksi berbeda-beda, tempe plastik kecil dengan harga Rp. 2000, sedangkan yang berukuran besar  seharga Rp 5000, dan tempe dibungkus daun dijual dengan harga Rp. 1000. Pak Rahmad sudah memiliki pelanggan tetap seperti para penjual makanan di warung-warung sekitar. Produksi tempe menggunakan cara manual ini memberikan cita rasa yang berbeda dibandingkan dengan tempe buatan pabrik. Hal inilah yang dapat mempertahankan pelanggan selain harganya yang terjangkau juga menjaga keorisinilan pembuatan tempe itu sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline