Lihat ke Halaman Asli

Sekadar Mengingatkan: Benar Mengingatkan atau Meremehkan?

Diperbarui: 21 September 2022   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam kehidupan sekarang ini kita banyak menggunakan media sosial untuk mengetahui trending topik yang sedang hangat atau terkadang kita akan menyampaikan dakwah menggunakan media sosial sebagai media berdakwah. Tetapi beberapa tahun belakang muncul sebuah tren baru tentang komentar netizen "sekedar mengingatkan". Komentar ini muncul karena segelintir warganet di media sosial menegur para perempuan yang menurutnya berpakaian terbuka.  Tidak ketinggalan kalimat "Maaf, sekadar mengingatkan" pun ikut agar terkesan tak menghakimi.

Anehnya, teguran tersebut ditujukan kepada orang-orang yang belum pernah mereka temui atau orang tersebut hanyalah lewat dalam beranda media sosial. Bahkan komentar itu terkadang tertuju kepada orang yang salah, seperti agamanya yang bukanlah Islam.  Namun sayangnya, netizen yang memberi nasihat dan teguran ini justru tidak sadar bahwa tindakannya lebih sering menyakiti perasaan orang yang dituju, malah tidak membuatnya sadar.

Banyak netizen yang mulai menyadari bahwa kalimat teguran seperti itu sangat menjengkelkan dan lama kelamaan, tren tersebut menjadi bahan candaan dan tak ketinggalan meme dengan kalimat "sekedar mengingatkan" plus emoticon tos menjadi emoji terfavorit yang selalu menemani kalimat tersebut.

Kalimat itupun berkembang tidak hanya menegur tentang aurat perempuan, tetapi juga untuk menegur orang dalam konteks hubungan percintaan, pertemanan, maupun keluarga tapi dalam bentuk candaan.

Mungkin kita harus mengingat bahwa dalam menegur orang lain kita juga harus mengetahui terlebih dahulu mengerti apa yang mau disampaikan, melihat tempat dan situasi, sampaikan dengan baik dan jangan lupa untuk memikirkan perasaan orang yang ditegur akan sakit hati atau tidak dengan teguran kita.

Ada baiknya sebelum kita mengingatkan orang lain yang bahkan belum pernah ditemui, kita seharusnya mengingatkan orang disekitar atau kita memperbaiki diri lebih dulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline