Lihat ke Halaman Asli

Gitanyali Ratitia

TERVERIFIKASI

Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

Magdeburg Jerman Timur : Bu Guru dari Yaman & Kampung Halaman

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14050275991845812151

Kami berpuasa kira-kira 19 jam lebih tiap harinya, berbuka dimulai pukul 9.34 malam. Cukup lama untuk ukuran kita orang Asia , tapi setidaknya tahun lalu saya bisa melewatinya walaupun waktu itu cuaca cukup panas. Pernah juga puasa bolong karena saya hampir pingsan kekurangan cairan. Tapi itu semua menjadi pelajaran berharga supaya lebih banyak minum air waktu berbuka puasa dan saya pun sangat malas makan sahur waktu itu.

Minggu pertama Puasa di tahun ini cuaca tampak bersahabat , mendung dan hujan rintik-rintik, diselingi panas yang hangat-hangat suam kuku, bukan panas yang menyengat sampai ke relung hati. Saya sudah bersemangat untuk shalat Tarawih di Masjid kecil kami, Sebuah masjid yang tidak layak disebut Masjid. Bahkan terlalu jelek kalau disebut Musholla , entahlah saya tidak bisa membahasnya terlalu jauh karena ini di Jerman bukan wewenang saya . Hmmmmmm.

Sehari sebelum puasa , saya janjian dengan guru mengaji anak saya untuk mengambil raport pelajaran bahasa Arab anak saya yang masih berumur 7 tahun. Saya tidak sempat datang ke acara pemberian raport sebelumnya karena sedang berada di Berlin.

Kita janjian di dekat Masjid . Perempuan yang saya taksir berumur 35 tahunan itu berasal dari Yaman , mengajar mengaji secara sukarela tiap hari Sabtu. Keluarganya berimigrasi sepuluh tahun yang lalu ke Magdeburg Jerman Timur. Sekarang bu guru ini hanya bekerja sambilan di dapur restaurant , sedangkan suaminya bekerja di Pabrik Makanan.


Saya sangat berterima kasih dengan dedikasinya , khusus anak saya dia mengajar sendiri one to one dengan pengantar bahasa Jerman, karena anak saya dan saya sendiripun tidak paham bahasa Arab. Apa boleh buat hanya orang ikhlas dan tanpa pamrih sepertinya yang sanggup melakukan pekerjaan itu. Sedangkan anak-anak lainnya yang kebanyakan imigran dari negara Arab belajar mengaji dengan pengantar bahasa Arab tentunya.

Agak susah untuk anak saya mengikuti , tapi saya sudah wanti-wanti ke gurunya jangan memberi anak saya test seperti anak lainnya, karena dia akan stress, biarkan anak saya mengikuti kelas agama dengan hati riang penuh gembira dulu. Ternyata bu guru ini mendengarkan saya ...aduh senangnya.

Kulihat dia sudah berdiri disana , sambil menyerahkan raport , sang gurupun menmberikan anak saya hadiah skuter sambil berkata " tahun depan ulangi lagi kelas pertama ya? ya kein problem jawab saya.

Kemudian saya tanya buat apa hadiah tersebut? dia mengatakan " Er ist ein Gute Junge" ( dia anak yang baik ) , saya teruja....mestinya saya yang memberi hadiah ke ibu guru tapi ini sebaliknya, ya sudahlah lain kali pikir saya.

Dimana kamu parkir tanyanya? saya jawab di belakang Hotel Raswage. "Oh mestinya kamu parkir saja di dekat Apartement saya , saya tinggal di apartement itu" , jarinya menunjuk ke gedung berwarna abu-abu tidak jaug dari Mesjid kecil itu.

"Minggu depan saya pulang kampung ke Yaman selama Bulan Ramadhan dan merayakan Ied Fitr bersama keluarga besar di Yaman" cerita bu guru ini. Oh bahagianya kata saya. "Bagaimana dengan anda tanyanya? anda pulang kemana? Ke indonesia atau ke Singapore?"

Saya tersenyum sambil menggelengkan kepala . Warum ? tanyanya lagi agak mendesak....Saya katakan padanya saya tidak pulang kampung tahun ini , sudah biasa kata saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline