[caption id="attachment_348616" align="aligncenter" width="455" caption="Suasana Geylang Serai malam hari , Pasar malam Selama Ramadan."][/caption]
Dua kali bulan Ramadhan kami tidak merayakannya di Singapore sejak kita pindah ke Jerman. Saya kangen dengan suasana Bulan Puasa yang tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Menyambut bulan Ramadhan di Singapore biasanya terkonsentrasi di sekitar Geylang serai, Jo chiat Complex, Arab street, Kampung Melayu, Bugis, dan daerah sekitaran Masjid Sultan.
Saya biasa meluangkan waktu sore-sore mengunjungi Geylang serai untuk "membeli belah"/belanja keperluan lebaran. Seperti baju kebaya, kue-kue lebaran, makanan untuk buka puasa dan hiasan rumah khusus lebaran.
[caption id="attachment_348617" align="aligncenter" width="455" caption="BAJU RAYA, Ayo pilih mana?"]
[/caption]
Menjelang waktu berbuka kita meneruskan perjalanan ke Masjid Sultan, masjid yang mempunyai kubah bulat berwarna keemasan ini memang layak dikunjungi untuk berbuka puasa. Di samping masjid didirikan tenda-tenda lengkap dengan kursi dan meja untuk siapa saja yang ingin berbuka puasa, siapa pun suku dan agamanya silahkan mampir di Masjid Sultan. Makanan buka puasa biasanya bubur yang berwarna agak kekuningan kita menamakannya BUBUR MASJID dan juadah-juadah (jajan pasar) seperti lapis, pulut ketan, talam ubi, wajik, dan tidak ketinggalan kurma. Dulu saya sering berbuka puasa di masjid ini karena kantor letaknya berseberangan dengan Masjid Sultan. Kita akan datang ramai-ramai dengan teman kantor yang notebene nonmuslim , tapi ya enjoy saja karena teman-teman saya juga enjoy tuh memakan bubur masjid.
[caption id="attachment_348624" align="aligncenter" width="455" caption="Masjid Sultan yang berkubah Keemasan , tempat kita berbuka puasa Bubur Masjid."]
[/caption]
Balik ke Pasar Geylang lagi, jangan dikira yang berjualan di Bazaar adalah orang-orang Melayu Singapore saja, itu salah besar. Malah dengar-dengar yang berjualan di Bazaar ini kebanyakan para pedagang musiman dari Batam, Padang, Jakarta, dan Riau. Lihat saja kalau tidak percaya bahasanya Indonesia banget. Walaupun sewa bazaar sangat mahal tapi dari cerita teman saya bisalah uang sewa ter-cover dari penjualan baju-baju muslim dan baju kebayanya.
[caption id="attachment_348618" align="aligncenter" width="360" caption="Semua ada di sini, ada Roti John? silahkan pilih."]
[/caption]
Orang Melayu suka sekali memakai baju lebaran dan kebaya yang seragam dengan keluarga mereka, kalau sang ibu memakai baju lebaran warna hijau, maka bapak dan anak juga berwarna hijau dan seterusnya. Di sini menjahitkan baju lebaran (Baju Raya) di tukang jahit adalah bisnis yang menguntungkan di bulan-bulan ini. Teman saya seorang tukang jahit sampai kewalahan memenuhi permintaan pelanggan. Walaupun dia sudah menggaji beberapa assisten khusus menjahit" BAJU RAYA" ini . Inilah berkat lebaran katanya.
Lain lagi ceritanya tentang ketupat dan janur, saya akan belanja janur biasanya 3 hari sebelum lebaran, bisik-bisik dari mereka janur ini didatangkan langsung dari Indonesia juga biar harganya lebih murah jatuhnya daripada didatangkan dari Malaysia. Saya tidak membeli janur karena saya tidak bisa membikin longsongan ketupat, biasanya saya membeli ketupat jadi yang dibandrol per biji 50 cent. Memang agak mahal tapi bagaimana lagi.
Soal makanan di Geylang Serai, jangan ditanya lagi berbagai macam makanan ada di sini, Ramly Burger yang terkenal itu juga ada di sana, Ayam Percik, Nasi Padang, Nasi Ayam, Nasi Briyani, Kari Ayam, Sate, Otak-otak, kebab Turki, Roti john, Murtabak, Ayam Penyet, apa lagi yang belum?