Lihat ke Halaman Asli

Gitanyali Ratitia

TERVERIFIKASI

Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

Perjuangan Saya Berhenti Merokok

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya Perokok Dan Ingin Mengakhirinya . Inilah kisah saya berjuang menghentikan rokok.

Saya mulai merokok kira-kira berumur 20 tahunan, saya lupa bagaimana awalnya. Yang saya ingat Bapak saya adalah perokok. Waktu kecil kalau dimarahi Ibu, saya akan mematung dekat dinding sambil mencorat-coret dinding dengan pensil dan menggambar wajah perempuan dengan bulu mata tebal dan taring sebagai simbol perempuan jahat,  itu saya lakukan sebagai pelampiasan kekesalan atau kesedihan saya karena telah diomelin Ibu. Kalau sudah mematung dekat dinding favorit itu saya bisa berdiri disana lama sekali sambil tangan mencoreti dinding. Saya tidak akan bergerak atau pindah ke tempat lain sebelum ada yang menghibur . Pikir saya waktu itu gengsi masak sudah ngambek berdiri disana kok  harus menyerah kalah . Ibu  akan berteriak-teriak dari dapur .

"Biarkan saja menjadi patung didekat dinding favoritnya, jangan ditolong"

Ibu memang keras mendidik sejak kecil. Makanya setelah dewasa saya adalah tipe perempuan lembut berhati keras . Pokoknya saya sejak kecil sudah keras kepala dan tidak mau didikte oleh siapapun pun ibu saya!.

Nah disaat genting seperti itu bapak adalah dewa penolong saya atau kadang om dan bulek menolong kalau pas mereka ada . Setelah itu biasanya saya dihibur , diajak main atau di kitik-kitik biar saya cekikikan lagi. Tetapi bapak mempunyai cara jitu yang membikin saya senang yaitu saya disuruh ke warung membeli rokok , nanti uang kembaliannya diberikan ke saya, tentu saja anak kecil senang mendapat uang jajan tambahan.

Nah setelah usia duapuluhan saya merasakan bekerja sendiri di Singapore , memenuhi kebutuhan sendiri dan suami saya perokok berat. Ya sudah akhirnya saya terbawa kedunia perokok. Tiada hari tanpa asap rokok, favorit saya adalah Sam*****a hijau masih family dengan merek rokoknya bu Susi , kalau beliau warna merah saya warna hijau.

Ribut-ribut soal bungkus rokok yg ditaruh gambar menakutkan di Indonesia baru-baru ini ternyata sudah lama sekali terjadi di Singapore  beberapa tahun yang lalu, tetapi saya sudah lupa tahun berapa Singapore menerapkan nya. Saya akan menutup gambar "yang tidak manusiawi" itu dengan korek api sebelum nya. Cara praktis dan jitu .

Kerja stress di Kantor saya lari ke rokok  , disempatkan keluar ruangan kalau ingin merokok. Enak kalau kerja di kantor kecil tinggal buka pintu lari ke halaman. Tetapi susah kalau kerja di perusahaan besar di tingkat 30 misalnya, harus naik turun lift dan itu yang membuat saya tersiksa. Saya sempat menolak perusahaan yang mau mengambil saya sebagai pegawai gara-gara saya tidak bisa ijin keluar merokok. Padahal kalau banyak persoalan di kantor hanya rokok yang bisa mendinginkan kepala saya, rasanya ada kenikmatan tersendiri dan itu menyelesaikan masalah. Lucu sekali ya?.

Teman-teman wanita saya  tidak ada yang merokok, jadi kalau arisan Ibu-Ibu Indonesia mereka semua pada ngerumpi , bergosip dan cekikikan. Saya cukup merokok di luar di balkon atau di depan pagar . Kadang saya malah ngerokok bareng dengan suami-suami mereka diluar , sedang bininya pada ngerumpi di dalam rumah. Itulah saya sesungguhnya.

Sampai pada suatu hari saya merasakan napas ngos-ngosan waktu jogging, napas serasa sesak. Rokok mulai saya kurangi dan sempat berhenti, tetapi perjuangan itu tidak mudah. Apalagi diterpa badai perkawinan gagal 2 x. Patah hati, sakit hati dikhianati, ditinggalkan teman, difitnah dll. Dalam hati saya berpikir hanya rokoklah teman sejati saya yang tidak akan menghianati. Saya kembali merokok lagi.

Saya suka makanan sehat , olahraga joging teratur tetapi mengapa merokok? tidak matching bukan?. Akhirnya saya berusaha yoga dan meditasi kalau keinginan merokok itu datang. Saya sempat putus nyambung dengan rokok ini. Berkali-kali saya tekankan ke teman kalau saya sudah berhenti merokok, tetapi biasanya hanya berlangsung seminggu atau 2 minggu, setelah itu saya kebingungan lagi mencari rokok!. Rokok menenangkan saya dikala saya ingin marah,memberi harapan dikala saya gundah dan rokok adalah teman setia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline