Lihat ke Halaman Asli

Gitanyali Ratitia

TERVERIFIKASI

Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

Gagak Hitam, si Sabotase & Penyerobot Makanan dalam Hidup Kita

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14214892732007734744

[caption id="attachment_391368" align="aligncenter" width="620" caption="http://www.tnp.sg/news/crows-attack-people-hougang"][/caption]

Kalau anda pernah hidup di Singapura , bangun pagi-pagi pasti diluar jendela sudah terdengar keributan oleh kicauan burung-burung . Benar saya tidak bohong. Seringkali saya terbangun pagi bukan karena wekker tetapi karena burung-burung sudah ribut di luar jendela kamar.

Jendela dapur kadang saya biarkan terbuka , burung-burung kecil akan masuk dan memakan remahan sisa makanan yang saya sediakan di sana. Memberi makanan burung di Singapur adalah di larang , tetapi saya juga tahu tidak ada larangan membuka jendela Apartment bukan? . Bahkan di bawah jendela rumah kawan saya , pas persis di atas Box AC di tempati seekor mama dan papa burung yang asik bertelur dan beranak-pinak disitu.

Teman saya sempat complaint dan ingin membersihkan serta mengusir pasangan keluarga burung tersebut. Tetapi saya berdalih jangan disuir , biarkan saja , mungkin itu pertanda rejeki kalian baik. hihihihi. Waktu itu dia menurut saja kata saya, tetapi entahlah sekarang apa masih ada burung beranak pinak di bawah jendelaanya lagi.

Membuang makanan atau sisa remahan roti ke keranjang sampah , sangat saya hindari. Kalau bisa diolah lagi kenapa tidak? biasanya saya berusaha untuk kreatif memanfaatkan sisa makanan. Ingat banyak orang kelaparan di Afrika mungkin juga sebagian orang-orang lapar itu ada di Indonesia.

Burung gagak hitam sesuatu fenomena yang saya cermati juga di Singapura, mereka bersuara sangat keras, parau dan serak. Komunitasnya bahkan sudah melampaui target kalau di bandingkan dengan bahan makanan yang ada.

Di Jawa seperti kata simbah saya , beliau paling takut kalau melihat burung gagak berkoar-koar di atap rumah. Pertanda kematian seseorang telah tiba. Menurut Simbah burung  gagak identik dengan berita kematian , pasti akan ada orang meninggal setelah itu , kata simbah lagi.

Kembali ke Singapura lagi , setiap hari saya menemui burung gagak dimana-mana , tetapi saya tidak takut lagi akan berita kematian yang dibawa. Justru saya takut di serang oleh burung gagak yang bersuara sumbang , serak dan kadang mengintimidasi . Takut di patuk olehnya.

Pernah saya sedang makan dengan anak-anak di Coffee Shop yang terletak didepan Apartment saya, tiba-tiba ada "jrot " sesuatu benda cair yg turun ke atas piring makanan saya. Saya mendongak ke atas , Ya Allah si burung gagak dengan pongahnya menjatuhkan kotorannya ke atas piring . Kami segera lari dan minggir ke bangku yang agak berjauhan. Setelah itu kawanan burung gagak datang berpesta pora di atas meja dengan menu nasi campur saya. Kemudian burung lainnya seperti Mynah( Jalak ) datang juga berbondong-bondong . Itu pengalaman saya dengan burung gagak yang mengintimidasi. Setelah itu saya menghindari meja di bawah pohon teduh tersebut supaya terhindar dari sabotase si gagak hitam.

Apakah ada orang yang di serang burung gagak? tentu saja pernah dan ada. Sayapun pernah melihatnya. Dan itu membuat anak-anak saya pun takut kalau melihat sekumpulan burung gagak di depan matanya.

"Kenapa mereka menyerang manusia Mama ?" kata si bungsu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline