Lihat ke Halaman Asli

Menunggumu di Tebing Pantai

Diperbarui: 5 Februari 2024   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Menunggumu Di Tebing Pantai
By: Gita Nur Febriani

Ombak riuh menjatuhkan diri ke pelukan kekasih. Sinar purnama nampak sempurna menerpa laut biru. Dengan gaun berwarna putih aku menunggumu di tebing pantai. Para petugas berseragam rapi menghampiri dan menyuruhku turun agar tidak terjatuh lalu mati di gulung ombak, seperti gadis cantik tiga bulan lalu. Ah mengapa kamu belum juga datang?

Lima jam aku menunggumu, namun kamu tak kunjung datang apa kamu lupa bahwa kita akan bertemu. Rasanya sangat menyakitkan kamu berkata akan datang namun nyatanya itu hanyalah omong kosong.

Langit tidak pernah tahu cara mencintai laut, ia hanya ingin menjadi yang paling lapang, menyuluhkan biru pada setiap denyut cuaca. Begitu awan-awan berarak, adalah rindu langit-laut; seringkali menyimpan puing puing rahasia paling diam- yang hanya di pahami semesta cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline