Lihat ke Halaman Asli

Ananta

Penulis independen. Instagram @ananta.writer

Seni dan Manfaat Swasunting dalam Konten Publikasi Digital

Diperbarui: 3 Januari 2024   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap penulis tentu pernah mendengar istilah swasunting. Swasunting atau disebut juga self-editing merupakan proses yang dilakukan penulis untuk meningkatkan kualitas dan kredibilitas tulisannya sebelum dipublikasikan.

Istilah "swasunting" berasal dari kata bahasa Inggris "self-edit" dan merupakan calque dari kata bahasa Indonesia: "swa-sunting".

Dalam perkembangan informasi digital, seni swasunting menjadi fondasi yang krusial dalam membentuk kualitas dan daya saing suatu karya tulis.

Proses swasunting bukan hanya sekadar memperbaiki kesalahan tata bahasa namun berupaya menonjolkan eksistensi karya tulis tersebut.

Memikat pembaca menjadi tujuan dalam seni swasunting.

Seorang penulis dituntut untuk memahami konteks dan aspek-aspek teknis.

Memahami konteks keseluruhan tulisan mencakup tujuan penulisan, audiens yang dituju, dan pesan yang ingin disampaikan.

Sedang aspek teknis, meliputi ejaan, bahasa baku, dan sejenisnya.

Lalu, bagaimana proses swasunting?

Memperhatikan bahasa yang digunakan dalam sebuah tulisan untuk memastikannya jelas, ringkas, dan konsisten. Jauhi penggunaan kata ambigu atau bertele-tele.

Meningkatkan kejelasan dan efektifitas tulisan, sehingga memudahkan pembaca memahami pesannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline