Lihat ke Halaman Asli

Gita Muslimah Rahayu

Mahasiswa Kimia Universitas Pendidikan Indonesia

96,75% Warga Desa Sukanagara Cianjur Mendapat Bantuan BLT Selama Pandemi Covid-19: BLT Dana Desa Sukanagara Berjalan Dengan Efektif

Diperbarui: 12 Agustus 2022   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok 113 Bersama Aparat Desa Sukanagara, dok. pribadi

Pada tanggal 11 Juli 2022, Universitas Pendidikan Indonesia kembali menjalankan program Kuliah Kerja Nyata Tematik yang diikuti oleh 7.089 mahasiswa yang terbagi menjadi 191 kelompok KKN reguler dan 50 kelompok KKN rekognisi. Kelompok tersebut tersebar ke berbagai penjuru desa di Indonesia dengan masing-masing membawa tujuan mengimplementasikan program SDGs (Sustainable Development Goals) Desa. Salah satunya yaitu kelompok 113 yang mendapatkan subtema "Desa Tanpa Kesenjangan".

Gita Muslimah Rahayu, yang merupakan salah satu anggota dari kelompok 113, menjalankan program kerjanya yang berkaitan dengan Desa Tanpa Kesenjangan di Desa Sukanagara, Kabupaten Cianjur. Dengan dibimbing Sri Wahyuni Tanshil, M.Pd., Gita bersama kedua teman sekelompoknya melakukan observasi ke lapangan terkait bantuan sosial terhadap warga yang terdampak Covid-19.

Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, Gita terlebih dahulu melakukan wawancara dengan pemerintah setempat yaitu Kepala Desa Sukanagara Wawan Ridwansyah. Menurutnya, selama Covid-19 40% anggaran desa disalurkan untuk bantuan sosial kepada warga yang terdampak. 

"40% anggaran desa disalurkan untuk BLT dengan total bantuan setiap kepala keluarga besarnya sekitar 400-600 ribu rupiah," begitu ungkapnya.

Wawancara Dengan Kepala Desa Sukanagara, dok. pribadi

BLT Dana Desa merupakan program jaring pengaman sosial untuk pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Covid-19 telah menimbulkan dampak pada aspek sosial, ekonomi, dan keuangan selain dampaknya terhadap aspek kesehatan masyarakat.  Program Bantuan Langsung Tunai-Dana Desa (BLT-DD) yang dilaksanakan oleh desa memberi indikasi kemampuan desa dalam mengelola program bantuan sosial secara transparan dan akuntabel.

Wawancara Dengan Warga Terdampak, dok. pribadi

Setelah melakukan wawancara dengan warga yang mendapat bantuan tersebut, didapatkan data sebanyak 96,75% kepala keluarga menerima bantuan, sedangkan sisanya menolak untuk menerima bantuan dikarenakan para kepala keluarga tersebut merasa kondisinya tercukupi. Adapun bantuan tunai yang didapatkan totalnya beragam tergantung tingkat kemiskinan warga. Total bantuan paling sedikit sebesar Rp400.000,00 dan paling banyak yaitu Rp600.000,00.

Dengan adanya BLT selama pandemi, warga mengaku sangat terbantu terutama dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bantuan tersebut dimanfaatkan untuk membeli bahan makanan, uang sekolah, uang transportasi, dan lain sebagainya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline