Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Tak Perlu Naik Pitam

Diperbarui: 15 Juli 2015   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi Gubernur DKI Jakarta terkesan naik pitam dan wartawan pun sempat terhenyak kaget melihat raut wajahnya saat menanggapi pernyataan "Kerak Telor" yang diucapkan oleh seorang Komisaris Utama PT JIExpo .

Menurut Komisaris Utama PT JIExpo tidak benar Pekan Raya Jakarta (PRJ) hanya mengakomodasi industri besar dan menganaktirikan industri kecil. Penempatan industri besar dan kecil di PRJ sudah proporsional, sebab PRJ bukan pameran kerak telor.

Sebaliknya dengan nada tinggi Pak Jokowi menilai orang itu, Komisaris Utama PT JIExpo hanya mengejar keuntungan semata.

Meski ucapan Jokowi menyiratkan adanya keberpihakan kepada pengusaha kecil, tapi sebenarnya Jokowi sudah "terpancing". Bukan kelasnya Jokowi Gubernur DKI Jakarta menanggapi pernyataan atau pendapat yang berasal dari seorang yang jabatan hanya Komisaris Utama sebuah perusahaan penyelenggara sekelas PRJ.

Daripada menanggapi ucapan Komisaris Utama PT JIExpo itu, lebih baik Jokowi tetap fokus untuk mengadakan pesta rakyat yang rencananya akan digelar di Monas. Biarlah rakyat atau warga Jakarta yang akan menilainya nanti. Lebih memilih untuk datang ke Kemayoran atau Monas.

Jokowi pun tak perlu menolak anggapan ada keinginan untuk menyaingi, atau lebih tepatnya memberi pelajaran kepada PT JIExpo bahwa acara yang diadakan dalam rangka ulang tahun kota Jakarta ini bukan hanya mengejar keuntungan semata. Rakyat atau warga Jakarta perlu sekali-kali mendapat hiburan yang murah meriah, menampilkan budaya lokalnya dan penggerak industri kecil pun dapat mempromosikan usahanya.

Mungkin ada baiknya Jokowi mulai mencurigai kemungkinan adanya penyimpangan mengingat selama 7 tahun belakangan ini PT JIExpo hanya membagikan keuntungan Rp 1,7 milyar yang relatif kecil kepada Pemda DKI Jakarta.

Untuk masalah ini tidak ada salahnya Jokowi lebih turun tangan. Mengungkapnya secara terbuka. Adakah dusta selama 7 tahun penyelenggaraan PRJ di Kemayoran itu?. Dengan asumsi penyelenggaraan PRJ selama ini dianggap lebih mengakomodasi industri besar, pendapatan atau uang yang masuk pun seharusnya relatif lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline