Pernah nggak sih kalian.
Saat kelas 3 SMA ngebayangin pengen cepet-cepet lulus sekolah biar bisa menikmati bebasnya dunia kuliah yang nggak banyak aturan seperti tata tertib di sekolah yang harus selalu dipatuhi.
Saat kuliah hampir mendekati semester akhir, rasanya pengen banget cepet lulus dan ngebayangin enaknya bekerja, bisa cari duit sendiri dan bisa melakukan apapun yang kita mau karena telah dianggap dewasa.
Nggak salah kok dengan pemikiran seperti itu. Hanya saja kadang kita lupa membuka pikiran kita tentang hal itu dan meyakini bahwa angan-angan yang kita bayangkan harus terpenuhi suatu saat nanti. Padahal ? belum tentu sesuai dengan kenyataannya.
Masa-masa kuliah tidak selamanya enak dan merasa bebas bahkan tidak sedikit beberapa kampus yang juga memiliki aturan dan tatatertib yang ketat di dalamnya. Tugas yang menumpuk dan dosen yang susah ditemui kadang membuat mahasiswanya merasa frustasi dan stress.
Begitu pula dunia kerja tidak melulu tentang kebebasan dalam memilih pekerjaan dan mendapatkan uang yang banyak. Tetapi, banyak hal yang harus dipikirkan orang dewasa dan semua hal itu jika tidak tertangani dengan baik akan membuat lebih stress lagi.
Jadi, jangan terlalu meyakini sebuah angan-angan.
Jika ditanya tentang perbedaan yang signifikan antara Kuliah vs Kerja ya pasti beda banget lah ya. Nah disini akan disampaikan 4 hal saja terkait perbedaam keduanya. Kira-kira apakah akan mengubah pikiranmu ?
1. Ribet mana sih daftar Kuliah atau Kerja
Siapa nih yang udah masuk kampus impian ? Pastinya sudah paham betul kan tentang proses penerimaannya seperti apa ? Ada jalur SNMPTN, SBMPTN,UMPTKIN, SBMPB dan masih banyak lainnya. Ada banyak sekali jalur penerimaan untuk masuk ke kampus yang kita inginkan. Tapi ada satu hal yang tidak boleh kita lewatkan, semua proses seleksi tersebut penilaiannya adalah berupa nilai yang tertera pada hasil ujian yang telah kita lalui. Jadi siap-siap saja bagi yang mendapatkan nilai terburuk, kita sudah tahu hasilnya. Meskipun tidak semuanya dengan nilai, tetapi penggunaan nilai sebagai acuan untuk menerima mahasiswa baru hampir 90 % didasarkan atas hal tersebut.