Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Pendidikan Nasional Sebagai Refleksi Diri Menjadi Seorang Pendidik yang Profesional

Diperbarui: 29 Desember 2022   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Pendidikan adalah suatu upaya dalam mengembangan pengetahuan, keterampilan, serta kualitas diri manusia melalui pengajaran dan pembelajaran. Dalam Pendidikan itu sendiri terdapat proses perkembangan diri yang mana menjadi hak dari setiap insan manusia untuk mengenyam Pendidikan yang layak dalam mengembangkan pengetahuan maupun sikap.

Namun, perjalanan pendidikan di Indonesia memiliki masa kelam karena terjerat sistem kolonial Belanda yang menjajah sistem pendidikan. Dari masa kemerdekaan perjalanan pendidikan Indonesia memliki jalan yang berliku dalam memerdekakannya. Tak sedikit perjuangan yang tertuang demi membebaskan hak pribumi untuk mengenyam pendidikan yang layak dan bebas dari sistem colonial Belanda.

Setelah zaman Napoleon Bonaparte jatuh, pemerintahan Belanda di bentuk kembali dan memegang penuh sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan kolonial Belanda di siasati hanya boleh diperuntukan untuk para pegawai atau pembantu perusahaan kepunyaan belanda demi mendapatkan keuntungan dengan mengajarkan membaca, menulis dan mengitung.

Sistem pendidikan saat itu juga tidak mengandung nilai-nilai kebudayaan. Hal tersebut di gagaskan oleh Ki Hadjar Dewantara, sistem pendidikannya menunjukan sifat "intelektualistis", "individualistis" dan "materialistis" dan tidak mengandung cita-cita kebudayaan. Yang tentunya, Pendidikaan dengan sistem kolonial tersebut tidak dapat menjadikan kita manusia merdeka. Karena hal itu, perlu adanya gebrakan pada perubahan untuk merubah sistem itu. Karena pengajaran tidak semerta-merta tentang intelektualitas, indiviualis, maupun materi. Melainkan juga melihat pada dasar dari pendidikan yang juga berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman anak. Kodrat alam yang berkaitan dengan sifat dan bentuk di lingkungan anak berada, sedangkan kodrat zaman terhubung dengan isi dan irama atau perubahan dari zaman waktu ke waktu.

Hal tersebutlah yang membuat Indonesia bergerak dalam memerdekakan Pendidikan Indonesia dan mendapatkan hak kita dalam memiliki sistem Pendidikan yang terlepas dari bangsa kolonial belanda. Ki Hajar Dewantara salah satu pahlawan pendidikan yang bergerak melawan sistem tersebut dengan memperjuangkan hak pribumi dalam mengenyam Pendidikan yang berasaskan 'kodrat alam" dan kodrat zaman itu sendiri serta membentuk perguruan Taman siswa dalam memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Selain Ki Hajar Dewantara yang dijuluki sebagai "Bapak Pendidikan" tersebut, salah satu pahlawan nasional yang bergerak memerdekakan Pendidikan adalah R.A Kartini dan Budi Utomo. R.A Kartini berperan sebagai pahlawan dalam mensejahterakan hak perempuan dalam mengenyam Pendidikan serta Budi utomo yang menggagaskan kepada hindia belanda terkait beasiswa agar boleh mengenyam pendidikan di Belanda.

Dari langkah yang di tempuh oleh para pahlawan Pendidikan nasionaln tentu sudah menjadi tugas kita dalam melanjutkan perjuangan mereka dalam menciptakan peradaban yang berpendidikan dari pendidikan yang memerdekakan tersebut. Sebagai calon pendidik profesional, saya ingin mengimplementasikan semangat para pahlawan nasional dalam memerdekakan Pendidikan berdasarkan "kodrat alam" dan "kodrat zaman".

Berdasarkan kodrat alam, Pendidikan seharusnya tidak lepas dimana kaki anak berpijak dengan menanamkan nilai-nilai budaya pancasila yang tertanam dalam dirinya.  Sedangkan kodrat zaman, Pendidikan juga harus mengikuti perkembangan zaman agar perkembangan potensi dan kompetensi diri yang tak putus hingga berlanjut dari generasi ke generasi.

Di zaman merdeka saat ini, sudah sepatutnya kita melakukan pembelajaran dengan menanamkan nilai-nilai pancasila. Langkah baru pemerintah pada pendidikan saat ini adalah menerapakan kurikulum merdeka yang 'memerdekakan Pendidikan dan peserta didik'dalam mengembangkan potensi dirinya. Pembelajaran paradigma baru yang diusung oleh pemerintah adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan menanamkan profil pelajar Pancasila sebagai tumpuannya. Dalam mewujudkannya, saya selaku calon pendidik professional akan mensukseskan Langkah tersebut dengan memperhatikan aspek-aspek penting dalam pemenuhan kebutuhan dan pengembangan peserta didik.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline