Lihat ke Halaman Asli

Gita Kartika

mahasiswa

Merajut Asa di Kebon Kopi

Diperbarui: 10 November 2022   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan    kebutuhan dasar yang wajib diberikan kepada setiap anak. Pada praktiknya kualitas pendidikan masih belum sepenuhnya merata. Kurangnya jumlah tenaga guru, fasilitas sekolah yang tidak lengkap, atau kendala lainnya menciptakan kesenjangan dalam pendidikan yang dienyam. Namun semua kendala itu tidak mematahkan semangat murid-murid di SDN Kebon Kopi untuk bersekolah.

Sekolah bukan lagi hanya sekedar tempat belajar melainkan rumah dan keluarga kedua bagi guru, siswa-siswi, serta karyawan SDN Kebon Kopi yang terletak di Kota Bogor. 

Beruntungnya saya menjadi bagian dari keluarga tersebut dan dapat merasakan kehangatannya. Empat bulan lebih saya menghabiskan waktu di SDN Kebon Kopi untuk mengabdi kepada negara sebagai pembantu tenaga guru. Saya hanya bisa menawarkan pengetahuan saya dan hasil pembekalan yang saya bawa ke sekolah tersebut. Begitu banyak suka duka yang dilewati selama berada di sana. 

Mahasiswa yang dikirimkan ke sekolah sasaran mengemban tanggung jawab besar di pundaknya untuk dapat menjadi tangan-tangan negara merangkul dan membantu sekolah tersebut. 

Anak-anak SDN Kebon Kopi adalah anak yang baik dan santun, mereka juga antusias untuk belajar. Kami disambut baik oleh mereka. Tingkah polah anak kecil pada umumnya ada kalanya mereka bertengkar dengan temannya atau ribut di kelas namun kami selalu mengarahkan mereka ke arah yang baik dengan menegur dengan lembut. 

Program kerja kami juga banyak, beberapa di antaranya adalah membuat perpustakaan dan memberikan kelas calistung (baca, tulis, dan hitung) kepada anak-anak yang membutuhkan. Pandemi Covid-19 mengakibatkan beberapa siswa terkendala dalam membaca, menulis, dan berhitung padahal itu adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk meninggalkan sesuatu yang bermanfaat dan berguna selama kegiatan pengabdian kami di sana.

Komunikasi dengan guru dan staff juga bisa berjalan lancar karena kebaikan dari sekolah yang mau menerima kami dan membimbing kami selama berada di sekolah. Hal lucu, melelahkan, seru, dan kesedihan saat berpisah membangun kontak batin antara satu sama lain sehingga kami merasa lebih dekat seperti layaknya keluarga.

Kegiatan pengabdian itu akan selalu menjadi memori yang akan saya bawa dalam perjalanan hidup saya ke depannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline