Nama : Gita Arnindya Parubak
Grup : 4
Contoh Kasus
Benjamin Carson (kandidat presiden Amerika Serikat), saat di sekolah dasar sering dihina oleh teman-teman kelasnya karena kulit hitam, hanya terlihat putih saat ia membuka mulutnya terlihat giginya berwarna putih kekuningkuningan. Karena sering mendapat penghinaan, Carson pernah melakukan percobaan pembunuhan terhadap teman yang menghinanya, namun tidak membawa korban. Peritiwa tersebut menjadi head line berita di seluruh benua Amerika, bermacam-macam spekulasi hingga memunculkan rasisme (konflik warga kulit hitam dan kulit putih), singkat cerita Carson tidak naik kelas, namun ibunya Sonya dan seorang gurunya dengan sabar membimbingnya, setelah peristiwa tersebut, ia menjalani proses pendidikan yang baik dan mencapai prestasi gemilang, akhirnya di usia 27 tahun Carson tercatat sebagai seorang dokter ahli bedah menjadi keahliannya dan berhasil untuk pertama kali memisahkan bayi kembar di bagian belakang.
Lalu bagaimana tanggapan kita sebagai mahasiswa melihat contoh kasus diatas
Tentunya rasisme bukanlah sesuatu hal yang baik untuk dilakukan. Rasisme sendiri memiliki arti suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. Rasisme dianggap menjadi sesuatu hal yang benar, dimana ras, suku, warna kulit menjadi suatu patokan bahwa pribadi orang tersebut baik atau tidak. Tidak perlu jauh-jauh keluar negeri, di dalam negeri saja kita dapat melihat salah satu contoh rasisme yang terjadi di Papua, dimana saudara-saudara kita yang berkulit agak gelap dari kita dianggap memiliki kepribadian yang lebih buruk dari kita dan dilihat sebelah mata oleh orang-orang lain.
Rasisme sudah dianggap hal yang biasa dimana orang-orang semena-mena menilai kepribadian orang berdasarkan warna kulit, hal tersebut harusnya bukan menjadi suatu patokan orang dalam menilai kepribadian orang. Di dunia pendidikan juga kita dapat melihat contoh rasisme yang biasa kita lihat atau bahkan kita sendiri lakukan dan tanpa kita sadari bahwa hal tersebut merupakan rasisme dimana kita memilih-milih teman, dimana kita hanya berteman dengan teman-teman yang sama dengan kita dan biasanya dalam suatu kelompok pertemanan terjadi pembullyan ke kelompok lainnya.
Seperti contoh kasus diatas Carson dimana dia di bully oleh teman-temannya yang berkulit putih dikarenakan dia memilki kulit berwarna hitam, dan dia mencoba untuk membunuh teman-teman yang membully nya. Menggapa hal tersebut bisa terjadi, hal tersebut terjadi akibat dari kasus pembullyan yang di dapatkan oleh carson sehingga muncul perasaan emosi dan amarah yang tertimbun sejak lama, sehingga muncul rasa dari dalam dirinya yang ingin membalas apa yang telah dilakukan oleh teman-temanya, akan tetapi hal tersebut tidak benar.
Tetapi dengan adanya dorongan dari orang terdekat carson membuat nya kembali untuk bangkit dari semua hinaan dan pembullyan yang terjadi pada dirinya. Banyak faktor yang menyebabkan tejadinya pembullyan yaitu dari faktor keluarga yang dimana anak merasa tidak di dukung atau bahkan tidak di pedulikan dan bahkan adanya kekerasan dari orang tua dan juga ada dari faktor lingkungan yang dimana teman-teman disekitarnya memang sering melalakukan pembullyang terhadap sesama. Sehingga untuk itu perlunya pendidikan sejak dini mengenai diskrimiasi dan rasisme kepada anak-anak. Sehingga dapat meminimalisir tingkat pembullyan dan diskriminasi kepada sesama.
Lalu bagaimana tanggapan saya sebagai mahasiswa melihat kasus ini dan ketika saya juga mendapat perlakuan yang sama seperti carson. Rasisme telah menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial dalam lingkup kehidupan manusia. saya akan membuktikan kepada semua orang bahwa semua ras, suku atau warna kulit tertentu memiliki kualitas yang sama maka saya tidak akan membalas rasisme itu dengan melakukan tindakan fisik kepada pelaku rasisme. Tetapi saya akan melakukan banyak pendekatan secara emosional dengan pelaku rasis. Ketidakberdayaan seseorang menjadi bahan sebagai pelaku rasis untuk menjatuhkan korbannya. Sehingga solusi yang tepat untuk melawan tindak rasis adalah membuktikan kepada pelaku rasis bahwa sekalipun bentuk fisik kita berbeda,suku kita berbeda,ras berbeda,maupun agama tetapi kemampuan pendidikan kita sama.
Akhir dari resume ini saya mau menyampaikan bahwa melawan tindak rasisme jangan dengan sikap negatif, tetapi melawan pelaku rasisme harus dengan berbagai tindakan-tindakan positif yang kita bangun secara emosional yang baik sehingga pelaku rasisme itu akan sadar dengan sendirinya jika diperlakukan dengan positif.