Masa remaja adalah salah satu masa dimana ketika seseorang mengalami banyak perubahan, baik dari segi emosional ataupun psikologis. Contohnya seperti, masih memerlukan bantuan orang tua ataupun orang terdekat dalam melakukan beberapa hal yang seharusnya orang tersebut bisa melakukannya secara mandiri, seperti : memasak, inisiatif dalam belajar dan hal kecil lainnya.
Ketika seseorang beranjak dewasa mereka juga memang dituntut untuk bisa mandiri, bisa mengerjakan sesuatu dengan baik, belajar tidak bergantung kepada orang lain dan belajar untuk memahami diri sendiri (Nur Taufik,2020). Dalam hal memahami diri sediri ini, terkadang remaja memiliki beberapa kendala. Misalnya: mulai membandingkan diri dengan orang lain yang sebaya, seperti dalam sikap, paras atau produktivitas dalam berkegiatan.
Di era modern, fenomena memahami diri sendiri pada remaja memunculkan isu baru dalam prosesnya.Salah satunya adalah istilah insecure yang saat ini sedang marak terjadi terkhusus di kalangan para remaja. Era modern yang memunculkan banyak fenonema insecure terhadap remaja saat ini dikarenakan beberapa hal, seperti faktor lingkungan, kurang percaya diri, kurang nya kedekatan dengan orang tua, dan mungkin saja karena pergaulan pertemanan.
Pengaruh orang tua terhadap pola pikir seseorang anak tentunya karena orang tua sudah mendidikan seseorang (kita) dari kecil hingga dewasa untuk mempunyai pola pikir yang baik.
Agar kedepannya dan tentunya dapat berdampak positif kepada kehidupan kita kedepannya, yang tentu masa remaja juga diharapkan agar berjalan baik seiring seseorang memiliki pola pikir yang baik.
Pola pikir yang sudah terbentuk sejak kecil pada remaja di era modern saat ini jelas memiliki pola yang berbeda dibandingkan dengan remaja tahun 2010-an ke bawah. Termasuk dalam bagaimana memandang dirinya sendiri dan orang lain, dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu penyebab femonema insecure pada remaja semakin marak.
Apa sih insecure itu? Insecure adalah seseorang yang memiliki perasaan cemas, tidak mampu dengan dirinya sendiri, dan merasa kurang percaya diri itu juga membuat mereka bingung dengan dirinya sendiri (Fahlevi Reza,2021).
Terkadang seseorang juga merasa tidak puas denga apa yang mereka sendiri miliki dan terlalu memikirkan sesuatu yang tidak dimiliki, bisa jadi pemicu insecure pada dirinya, contoh nya saja di masa modern sekarang banyak remaja perempuan yang suka dengan artis korea ataupun artis dalam negeri, jika mereka melihat artis yang cantik, body goals dan mereka merasa tidak cantik di karenakan mereka tidak memiliki body goals yang berpatokan pada artis --artis tersebut..
Nah, pemikiran yang seperti itu sebenernya salah karena sebenernya kata cantik itu sendiri itu relative sehingga, semua cewek memang seharusnya sudah cantik dan semua orang juga memiliki kelebihan masing -- masing sehingga, tidak ada alasan tidak menyebut diri kita cantik. Karena, tolak ukur cantik juga bukan dilihat dari body goals, putih, hidung mancung, tinggi, dll tapi cantik itu dari kita sendiri yang sudah bisa untuk self love dengan apa yang mereka miliki saat ini.
Adanya perasaan tidak nyaman yang dimiliki oleh seorang perempuan dikarenakan standart kecantikan terhadap seorang perempuan termasuk dikalangan perempuan Indonesia, tentu memiliki dampak terhadap terciptanya rasa insecure pada perempuan dan sebenarnya peran yang baik untuk mengatasi masalah insecure adalah orang tua ataupun orang terdekat karena merekalah yang paham dan mengerti sifat kita, keadaan kita yang sekarang.
Ditambah lagi banyak juga terjadi deskriminasi terhadap paras seseorang yang sekarang muncul istilah goodlooking or badlooking ,yang dimana itu semakin menjadi penentu menjadi status sosial seseorang, dan remaja tentunya langsung merasa insecure dan merasa dirinya tidak berguna apabila ada yang merasa badlooking atau dipandang badlooking.