Lihat ke Halaman Asli

Menuju Indonesia Baru

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pesta akbar politik dalam pemilu sebentar lagi akan berlangsung pada tanggal 9 bulan April 2014 mendatang. Memilih sosok pemimpin yang sempurna, itulah yang hendak ingin dicapai oleh setiap orang yang mempunyai hak suara. Tetapi sosok pemimpin yang seperti apa dan siapa yang hendak dipimpin oleh rakyat? Banyak sekali calon-calon anggota legislatif, calon presiden beserta wakilnya yang berangkat dari berbagai partai politik (parpol) dengan berbagai visi dan misi yang diusungnya.

Tahukah anda jumlah parpol yang akan mengikuti andil dalam pemilihan umum tahin 2014 ini? Memang jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Karena pada pemilihan umum kali ini ada 12 partai politik, adanya 12 partai politik dalam pemilu dengan tambanhan 3 partai politik lokal khusus daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Dengan demikian, sebagai warga negara yang mempunyai hak suara dalam pemilihan umum tahun ini harus lebih cerdas sekaligus jeli dalam menyeleksi calon-calon yang hendaknya kita pilih dengan berdasar  kepada visi dan misi yang jelas serta relevan dengan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh Negara kita.

Banyak sekali muncul pertanyaan tentang hal ini yang salah satunya yaitu, mengapa perlu demikian? Karena nantinya merekalah yang memenangkan suara polling terbanyak yang akan menduduki jabatan tersebut yang menjamin bangsa dan negara kita dari segi apapun, pangan, papan, sandang, pendidikan, dan lain-lain. Maka dari itu perlu adanya sasaran yang tepat untuk memilih dan menggunakan hak suara.

Money politic, yang baru-baru ini kerap digembor-gemborkan oleh berbagai kalangan. Sudah banyak adanya calon-calon legislatif yang menggunakan cara-cara demikian sebagai upaya agar dapat menempati jabatan yang menjadi sasaran mereka. Sayangnya hampir semua calon legislatif menggunakan cara demikian dan beranggapan dari money politic tersebutlah calon legislatif mengukur pantas dan tidaknya untuk maju sebagai anggota legislatif. Karena semakin banyak uang yang dikeluarkan maka semakin banyak pula lah masyarakat yang memilih saat pemilu.

Maka dari itu, sebagai warga negara yang baik hendaknya kita menggunakan hak suara dengan sebaik-baiknya agar mencegah terjadinya aksi korupsi, penggelapan dana, dan lain-lain. Dengan demikian secara tidak langsung apabila kita tidak ikut serta dalam menerima money plitic tersebut maka dapat meminimalisir pula aksi untuk menyukseskan mereka dalam melakukan korupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline