Beberapa bulan terakhir ini, seluruh dunia tengah digemparkan oleh pandemi COVID-19. Pandemi ini membuat masyarakat harus menjaga kesehatan tubuh serta menghindari keramaian dengan mengisolasi diri di rumah. Banyak pekerja kantor yang dialihkan menjadi work from home, pedagang yang beralih membuka online shop, dan masih banyak lagi. Namun, banyak juga masyarakat yang harus kehilangan pekerjaannya karena situasi ekonomi yang menurun. Bukan hanya pekerja saja, tetapi siswa - siswi sekolah juga harus belajar dari rumah demi mencegah penularan virus COVID-19.
Saya ingin membagikan pengalaman saya selama masa pandemi ini. Kegiatan-kegiatan yang saya habiskan di rumah membuat saya menjadi bermalas-malasan dan tidak melakukan hal produktif yang dapat berguna. Selama liburan, saya hanya sibuk menghabiskan waktu dengan menonton serial televisi dan mendengarkan lagu. Sampai pada suatu hari, saya merasa jenuh dan tidak nyaman dengan pribadi yang terus bermalas-malasan.
Saya merasa bahwa menuju tahun terakhir dalam masa Sekolah Menengah Atas ini, saya harusnya melakukan sesuatu untuk mempersiapkan dunia perkuliahan. Akhirnya, saya mulai mendaftar ke les bimbingan belajar dan mengikuti try-out yang dilaksanakan oleh les bimbingan belajar tersebut. Saya mulai membeli buku berisi soal-soal seleksi PTN, serta mulai menyicil materi-materi yang dibutuhkan.
Hingga tiba saatnya masuk sekolah, saya mencoba untuk lebih konsisten dalam belajar. Saya membuat catatan mata pelajaran dengan niat dan rapi, sehingga saya juga dapat belajar dengan semangat. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana saya hanya mencatat sekali ketika guru menjelaskan dan kembali mempelajari materi pada malam sebelum ujian, atau sistem kebut semalam.
Kali ini, saya mengubah kebiasaan buruk tersebut dengan mencatat ketika guru mengajar, namun mencatat ulang pada malam hari dengan rapi dan berwarna-warni untuk mereview materi yang telah diajarkan.
Berdasarkan pengalaman tersebut, saya menemukan beberapa faktor perubahan sosial yang saya alami. Pertama, ada rasa tidak puas dalam diri mengenai keadaan dan situasi yang ada dimana ada perasaan tidak puas jika terus bermalas-malasan. Kedua, timbul keinginan untuk mengadakan perbaikan. Ketiga, ada kesadaran akan kekurangan dalam diri sendiri, sehingga saya berusaha untuk memperbaikinya dengan mengadakan perubahan. Keempat, ada usaha yang timbul dari dalam diri untuk menyesuaikan diri dengan keperluan dan keadaan yang akan dihadapi, yaitu masuk ke dunia perkuliahan.
Dalam menjalani pandemi yang tidak mudah ini, tentu pelajar akan tergiur untuk bermalas-malasan dalam belajar maupun mengerjakan tugas, serta menunda-nunda pekerjaan. Namun perlu diingat, bahwa tugas kita sebagai siswa adalah untuk menuntut ilmu dan mengembangkan kreativitas. Banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, tidak harus belajar. Kita dapat membantu sesama dan meningkatkan kreativitas melalui bakat yang kita miliki.
Salurkan hobi - hobimu menjadi pemicu semangatmu untuk tidak bermalas-malasan dan melakukan sesuatu yang berguna. Kita juga dapat menerapkan sikap yang lebih terbuka dengan mencoba hal-hal baru. Seperti merajut, bercocok tanam, atau kegiatan lainnya yang dapat membantu kita terhindar dari kemalasan.
Jangan biarkan COVID-19 ini menggugurkan semangatmu untuk produktif; tetaplah kembangkan potensimu dan bersukacitalah dalam melakukannya, untuk Indonesia yang lebih baik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H