Lihat ke Halaman Asli

Dasar dari Sebuah Mimpi

Diperbarui: 6 Agustus 2021   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://kappanonline.org/

Tulisan ini ditujukan kepada para pejuang mimpi. 

Dalam perjalanan menggapai mimpi, selalu ada suka dan duka yang dialami. Banyak sekali rintangan, godaan, dan rasa ingin menyerah. Tak jarang kita menemukan kenyamanan yang dapat membuat kita melupakan mimpi yang sudah diperjuangkan. 

Namun, mengejar mimpi bisa membuat seseorang merelakan zona nyamannya, untuk berjuang keras mewujudkannya. Tak bisa bermain lebih sering, harus berusaha lebih keras, dan menguatkan tekad hari demi hari untuk tidak berhenti berharap. Hebatnya lagi para pejuang mimpi tidak mengetahui pasti kapan mereka akan mendapatkan mimpinya. 

Ya, mimpi bisa menjadi bahan bakar bagi seseorang untuk menggali potensi dalam dirinya. Dengan bermimpi besar, kita tanpa sadar ikut mengembangkan diri jauh dari apa yang kita bayangkan. 

Seperti kata mutiara dari Ir. Soekarno yang pernah beliau sampaikan: "Bermimpilah setinggi langit, agar apabila engkau jatuh, engkau jatuh di antara bintang bintang". Itulah kekuatan mimpi. Bahkan perasaan sangat lelah masih bisa kita tanggung, mengetahui mimpi kian dekat.

 Namun, apa yang terjadi apabila mimpi tersebut kini telah hilang? Mengetahui mimpi yang tidak tergapai walau sudah berjuang sekian lama sungguh mengerikan. Semangat yang tadinya menyala untuk terus mengembangkan diri agar layak untuk mendapatkan mimpi, kini sudah tidak ada dan hanya rasa lelah yang tertinggal. 

Saya sendiri pernah mengalami momen yang serupa. Mimpi yang sudah saya rancang selama 3 tahun, dan sudah ada di tangan, terpaksa harus saya lepaskan karena satu hal yang berada di luar kendali saya. 

Progres saya mencapai mimpi itu bisa dibilang sudah 98%, namun saya harus terpaksa mengulang lagi dari 0. Saya kecewa berat. Akibatnya saya tidak bisa menghargai semua kerja keras yang sudah saya lakukan walau saya tahu bahwa saya sudah melakukan semua yang saya bisa. 

Mengetahui bahwa sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan saat itu membuat saya sangat sedih, walau pada saat bersamaan saya tahu bahwa saya mendapatkan banyak prestasi lainnya dengan mengejar mimpi itu. 

Bagaimanapun juga mimpi itulah yang membakar semangat saya selama 3 tahun, atau bahkan 5 tahun lalu. Meski ada 1000 jalan menuju Roma, sulit rasanya untuk membangun semangat yang baru demi mencari jalan lain untuk mencapai mimpi.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline