Lihat ke Halaman Asli

gisella tartar

pelajar/siswa

Kisah Semut dan Kepompong

Diperbarui: 27 September 2024   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alkisah, di sebuah hutan yang lebat, tinggallah bermacam-mcam hewan. Disana ada semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. pada suatu ketika datanglah sebuah badai besar.semua hewan panik dan berlari ketakutan. Mereka lari kesana kemari mencari tempat berlindung.

Akhirnya badai itu pun berlalu. Esoknya, matahari muncul dengan cerah. Burung-burung pun berkicau dengan merdunya. Perlahan para hewan muncul dari tempat persemunyiannya. betapa terkejutnya mereka melihat banyak pohon tumbang. Hutan tampak kacau.

Di tengah hutan tampak seekor Kepompong sedang menangis. Ia sangat sedih karena pepohonan tempatnya hidup selama ini tumbang. "hu... huu .. betapa sedihnya aku. Kemarin aku diterjang badai. tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung karena pepohonan tumbang semua... huhu..." kata epompong meratapi keadaan.

Mendengar perkataan serta tangisan itu muncullah seekor semut sombong dari dalam tanah.

'Hai kepompong, lihatlah aku! walau kecil, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak sepertimu yang hanya bisa di atas tanah. kau hanya menempel di pohon yang tumbang hahaha!" kata semut dengan sombongnya. kepompong hanya diam meratapi keadaan nya sekarang.

beberapa hari kemudian semut berjalan di atas lumpur hidup. ia tidak tahu kalau lumpur itu bia menelan dan menariknya kedalam.

"TOLONG!! siapapun tolong aku! aku dihisap lumpur!"

"sepertinya kamu sedang mengalami kesulitan ya, semut?" semut menoleh keatas dan mencari sumber suara tersebut. ternyata suara tersebut berasal dari kupu-kupu yag seang terbang melintas.

"siapa kau?" tanya semut.

"aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina!" jawab kupu-kupu.

"tolong aku kupu-kupu. aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong dan menghinamu" kata semut memelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline