Lihat ke Halaman Asli

Autofeeder Ikan Sebagai Teknologi Tepat Guna: Inovasi Pengabdian Masyarakat KKN R1 Di Desa Centong

Diperbarui: 19 Januari 2025   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN R1 Subkelompok TTG 3 bersama Pak Sukartono saat memperkenalkan teknologi Autofeeder Ikan di Desa Centong.

Mahasiswa KKN Kelompok R1 Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Centong, Mojokerto, pada Minggu (19/12/2025). Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN R1 Sub kelompok  TTG 3 memperkenalkan teknologi tepat guna berupa autofeeder ikan, sebuah alat otomatis yang mampu memberikan pakan secara terjadwal dan terukur. Inovasi ini bertujuan untuk membantu petani meningkatkan efisiensi budidaya ikan, khususnya lele, nila dan patin, yang menjadi salah satu komoditas utama masyarakat desa.


Pak Sukartono, seorang mitra desa sekaligus petani ikan lokal, turut mendukung dan terlibat dalam kegiatan ini. Pak Sukartono mengungkapkan bahwa sebelum ada teknologi ini, masyarakat desa masih mengandalkan cara manual untuk memberi pakan.

“Biasanya masyarakat di sini pakai manual, gak pakai alat,” ungkap Pak Sukartono (19/1)

Kegiatan dimulai dengan memberikan penjelasan teori mengenai cara kerja autofeeder, manfaatnya, dan bagaimana alat ini dapat mengatasi sejumlah masalah yang sering dihadapi petani ikan. Dalam demonstrasi yang dilakukan di tambak nila dan patin, mahasiswa menunjukkan bagaimana alat ini dapat diprogram untuk memberikan pakan sesuai kebutuhan ikan, baik dari segi waktu maupun takaran.

Pak Sukartono menambahkan, ikan nila sebenarnya cukup mudah untuk dibudidayakan, hampir sama seperti ikan lele.

“Sebenarnya ikan nila mudah untuk dibudidaya, hampir sama seperti lele, gak pilih-pilih air,” jelas Pak Sukartono.

Namun, tidak dapat dipungkiri, pemberian pakan yang tidak teratur tetap menjadi kendala utama dalam budidaya ikan nila maupun patin. Dengan adanya autofeeder, kendala ini diharapkan dapat teratasi.

Selain memberikan kemudahan dalam pemberian pakan, autofeeder juga membantu petani menghemat waktu dan tenaga. Petani dapat fokus pada kegiatan produktif lainnya, seperti perawatan tambak dan pengelolaan hasil panen. Mahasiswa KKN berharap teknologi ini dapat diterapkan lebih luas di Desa Centong dan menjadi solusi jangka panjang bagi para petani.

Wahyu Dharma, Ketua Sub kelompok TTG 3, menyampaikan keyakinannya terhadap keberhasilan program kerja kelompoknya.

“Kami optimis teknologi ini dapat memberikan dampak yang besar. Dengan adanya alat ini, hasil panen bisa lebih maksimal dan lebih terprediksi. Selain itu, biaya operasional juga dapat ditekan karena pemberian pakan menjadi lebih terukur,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline