Tahun 2023 menandai kegemilangan dunia sinema dengan kehadiran film-film yang memukau. Ketika popularitas film pahlawan super menurun, karya-karya unggulan muncul dengan kehebatannya sendiri. Bukan hanya sutradara-sutradara veteran seperti Martin Scorsese dan Christopher Nolan yang mencuri perhatian, tapi juga sineas-sineas baru yang mengukir namanya. Berikut adalah 10 film terbaik versi ulasinema untuk tahun 2023.
Anatomie d'une Chute / "Anatomy of a Fall"
Dengan penggunaan kamera yang menghasilkan gambar ala handycam amatir, Justine Triet berhasil menyajikan cerita yang jauh dari amatir. Berbeda dengan drama kriminal lain yang terlalu terburu-buru, film ini memberikan kesan realistis dan santai, mengajukan pertanyaan apakah kita masih bisa bersimpati pada tokoh utama yang terperangkap dalam kasus pembunuhan suaminya. Dengan penulisan skenario yang brilian dan hasil akhir yang memukau, film ini pantas meraih Palme d'Or 2023.
Poor Things
Dengan kepiawaian Yorgos Lanthimos dalam mengarahkan Emma Stone, "Poor Things" menciptakan kisah yang menggabungkan elemen Frankenstein dan Pinokio. Bella, karakter utama, menggambarkan evolusi perempuan dalam masyarakat patriarki. Meskipun beberapa pertanyaan filosofis dalam film ini agak mengganggu, tidak dapat dipungkiri bahwa visualnya menawan, dengan warna-warni yang berani, kostum yang kreatif, dan latar belakang yang klasik namun juga steampunk. Film ini menandai karya terkenal dari Lanthimos.
/ "The Boy and the Heron"
Hayao Miyazaki memulai proyek ini setelah masa pensiunnya, tanpa dukungan dari Ghibli. Langkah ini memberinya kebebasan untuk mengembangkan "The Boy and the Heron", mungkin salah satu karya terkompleksnya. Film ini memainkan elemen ruang, waktu, dan spiritualitas, ditambah dengan dunia realis-fantastis yang menjadi ciri khas Miyazaki, menjadikannya karya yang matang dari seorang sineas yang telah berkarier selama setengah abad.
Spider-Man: Across the Spider-Verse
Meskipun kontroversi melanda di balik layar, sekuel dari "Into the Spider-Verse" ini berhasil menghadirkan pengalaman yang lebih besar, lebih ramai, dan lebih mengagumkan daripada film sebelumnya. Duet Lord & Miller menuntut kesempurnaan, terutama dalam detail-detail animasi pop-art yang memukau. Dalam durasi 140 menit, penonton benar-benar dihipnotis oleh seni visual yang luar biasa, disertai dengan musik yang mendukung dengan sempurna.
Oppenheimer
Menjadi salah satu fenomena terbesar di dunia sinema 2023, "Oppenheimer" bersaing ketat dengan "Barbie" dengan kualitas yang fenomenal. Ambisi besar Christopher Nolan dalam film ini terbayar dengan keindahan visual yang memukau dan adegan-adegan yang dirancang dengan sempurna. Meskipun beberapa dialog terkesan terburu-buru, tetapi efek visualnya hampir tak tertandingi, terutama penampilan Cillian Murphy yang berhasil menghadirkan ketegangan sepanjang film.
All of Us Strangers
Film ini mungkin terlupakan di antara film-film besar lainnya, tetapi dari segi kualitas, "All of Us Strangers" dapat bersaing dengan yang terbaik. Andrew Haigh berhasil membangun kisah adaptasi novel Jepang yang membingungkan antara realitas dan halusinasi, mengajak penonton untuk merasakan duka karakter utamanya. Duet Andrew Scott dan Paul Mescal berhasil menghadirkan keintiman yang mengesankan dalam adegan-adegan yang intim.
The Zone of Interest
Berbeda dengan film horor lain yang cenderung mengeksplorasi kekerasan, Jonathan Glazer menghadirkan "The Zone of Interest" dengan pendekatan yang berbeda. Film ini memperlihatkan keluarga Nazi yang terlihat sangat normal, bahkan terlalu normal, di tengah-tengah kekejaman Auschwitz. Dengan visual yang indah dan atmosfer yang mencekam, Glazer berhasil menciptakan perasaan kontradiktif yang mengganggu.
Killers of the Flower Moon
Ketika seorang sutradara legendaris seperti Martin Scorsese mendapatkan materi yang kuat, hasilnya pasti luar biasa. "Killers of the Flower Moon" adalah karya epik yang mengungkapkan sejarah kelam di Amerika. Dengan sudut pandang yang unik terhadap pembunuhan suku Osage, Scorsese berhasil mempertanyakan moralitas penonton. Film ini menawarkan kisah yang kompleks, dibantu dengan skenario yang brilian dari Eric Roth. Penampilan gemilang dari Leonardo DiCaprio, Lily Gladstone, dan Robert De Niro membuat film ini menjadi salah satu yang terbaik dari sang sutradara.
Past Lives
Seperti "Aftersun" tahun sebelumnya, "Past Lives" menghadirkan kisah yang dekat dengan kehidupan kita. Celine Song berhasil menciptakan karya debut yang memukau, menggali emosi penonton melalui dialog dan gestur sederhana. Film ini mengingatkan kita bahwa kadang-kadang yang paling penting adalah terhubung dengan emosi penonton, dan Song berhasil melakukannya dengan brilian.
Budi Pekerti
"Budi Pekerti" membuktikan bahwa sinema Indonesia tidak harus terbatas pada cerita-cerita horor atau adaptasi dari luar. Wregas Bhanuteja menghadirkan kisah yang relevan tentang seorang guru yang menjadi sasaran kecaman di media sosial. Dengan arahan yang brilian, Bhanuteja berhasil menciptakan film yang menggugah perasaan, dengan penampilan luar biasa dari Sha Ine Febriyanti. "Budi Pekerti" menjadi karya definitif dari sinema Indonesia.