Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Selain Ancaman Privasi, Ini Ancaman Lain di Medsos

Diperbarui: 22 Maret 2023   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Security oleh Ellie Burgin (pexels.com)

Walau di Indonesia privasi masih menjadi isu yang jarang diperhatikan. Secara konseptual privasi sendiri merupakan aktivitas menjadi hal-hal yang bersifat pribadi dan rahasia. Menurut Office of United Nation High Commisioner for Human Right OCHR dari PBB menjelaskan bahwa privasi di dunia digital juga merupakan bagian dari HAM.

Privasi dapat diartikan sebagai sebagai hak untuk secara sadar memutus akses dan jangkauan data pribadi oleh orang lain dimana saja dan kapan saja. Privasi memampukan users untuk mengontrol informasi tentang diri sendiri. Secara teknis privasi juga dikaitka  sebagai pengelolaan yang selektif atas akses kepada data diri.

Privasi juga adalah sebagai hak untuk dibiarkan sendiri. Privasi atas informasi bisa dilakukan ketika penggunaan, publikasi, dan sirkulasi informasi pribadi dapat dikontrol. Pelanggaran atas privasi terjadi saat users lalai mengontrol data substansial dan informasi pribadi.

Namun di media sosial, kini bukan hanya ancaman atas privasi yang patut diwaspadai. Kerentanan platform dan keteledoran user menjadi kombinasi merugikan users medsos. Beberapa ancaman lain yang perlu diperhatikan adalah malware/ransomware via virus, phishing, scam, trolling, dan cyberbullying.

Penyebaran virus malware/ransomare atau virus jahat lain jadi salah satu ancaman yang harus diwaspadai. Medsos seringkali jadi media menyebarkan aplikasi jahat via tautan, berkas, foto, dan video. Maka terjadi pencurian data, identitas, dan bisa merusak komputer atau ponsel pintar. Virus ILOVEYOU pernah menjadi virus paling merugikan di awal 2000-an.

Phishing adalah teknik yang digunakan oleh penjahat siber mencuri informasi pribadi. Para penjahat ini menggunakan teknik canggih yang mengelabui users. Modus utamanya memakai email atau chat palsu atas nama produk/jasa brand terkenal. Diselipkan juga tautan berbahaya untuk diklik. Kasusnya seperti APK pencuri rekening yang dibilang sebagai foto paket atau kini surat tilang.

Scam adalah penipuan yang paling sering terjadi di medsos. Penipu menggunakan variasi teknik untuk mencuri uang dan data pribadi. Penipu bisa memakai tautan untuk ke situs web palsu. Mereka juga sering mengirimkan email palsu untuk memancing users menyerahkan data pribadi. Sering juga scam dilakukan akun berfoto selebritis terkenal yang menawarkan barang/jasa.

Kemudian ada trolling yang harus diwaspadai dan dihindari dimedsos. Trolling adalah aktivitas posting yang dengan sengaja untuk menyulut kemarahan, kebencian, atau menyudutkan users lain. Trolling bertujuan menghancurkan reputasi dan menyulut konflik. Kejulidan netizen Indonesia pada apa saja menjadi contoh dari trolling ini.

Cyberbullying juga menjadi ancaman yang patut diwaspadai. Berbeda dengan perundungan konvensional, cyberbullying menggunakan medsos/platform lain untuk menganiaya users lain. Teknik cyberbully seperti menyebar fitnah, melecehkan, mengancam, dan membuat menyerang fisik/keluarga/teman. Jejak digital cyberbully memiliki dampak buruk bagi psikis dan masa depan bagi korban .

Polarisasi users berbasis afiliasi politik, agama dan etnis. Polarisasi ini jelas memiliki agenda tertentu. Selain menyuburkan konflik, polarisasi juga mengancam kehidupan sosial di dunia nyata. Politik identitas dengan politik dan isu SARA sangat berbahaya. Namun kadang sengaja dibuat politisi agar mereka bisa meraih kepentingannya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline