Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Hoaks Paska Gempa di Medsos sebagai Social Hazard

Diperbarui: 9 Februari 2023   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Building remain at Idlib, Syria oleh Ahmed Akacha (pexels.com)

Bela sungkawa mendalam tulus ditujukan kepada korban dan penyintas bencana gempa bumi di Turki. Gempa dahsyat berkekuatan 7,8 dan 7,4 magnitudo telah meluluhlantakkan kota Kahramanmaras dan Hatay. Ribuan korban jiwa pun masih tertimbun di antara reruntuhan bangunan. 

Yang tak kalah memprihatinkan adalah hoaks yang beredar paska gempa Turki. Nirempati dan tanpa cek fakta, netizen banyak yang terlanjur membagikan hoaks gempa Turki. 

Kegentingan yang dirasakan bisa berubah jadi kepanikan jika hoaks tersebar. Social hazard yang terjadi pun bisa berpotensi memakan korban jiwa tidak perlu.

Hazard atau ancaman perlu dipahami sebelum melakukan tindakan manajemen bencana. Setelah menemukan jenis dan karakteristik dari ancaman dapat disusun perencanaan dan penanggulangan bencana yang tepat dan efektif. Menurut jenis sumbernya, hazard dibagi ke dalam tiga karakteristik.

Pertama adalah natural hazard disebabkan oleh fenomena alam seperti tsunami, tanah longsor, banjir, dan gunung berapi. 

Kedua adalah man-made hazard akibat kelalaian manusia. Contohnya, bocornya fasilitas pembangkit energi, pembuangan limbah, perang dsb. Sedangkan social hazard merupakan bahaya sebagai akibat dari tindakan manusia yang anti sosial.

Selain kepanikan, social hazard juga dapat memakan korban jiwa. Seperti contoh riil pada masa pandemi Covid-19 lalu. Banyak hoaks bersliweran di medsos menawarkan obat alternatif sampai menolak vaksinasi. Bagi mereka yang percaya hoaks macam ini, sudah barang tentu ada dampak moril, fisik, bahkan kehilangan nyawa.

Hoaks paska gempa Turki kemarin pun ramai, baik di medsos atau aplikasi percakapan. Beberapa contohnya seperti berikut:

  • Usai gempa, dikabarkan pembangkit listrik tenaga nuklir meledak hebat. Padahal faktanya, video ledakan yang dicatut sebuah tweet adalah ledakan di kota Beirut Lebanon tahun 2020.
  • Hoaks lain adalah kabar munculnya tsunami di pantai selatan Turki setelah gempa. Tampilan video tsunami di postingan Facebook cukup dahsyat. Walau faktanya, video tsunami itu memang terjadi di Durban, Afrika Selatan tahun 2017 akibat angin topan. 

Saat gempa, waspada boleh. Tertipu hoaks jangan. Bayangkan dari perspektif penduduk kota Kahramanmaras mendengar PLT nuklir meledak dan ada tsunami data. Kebingungan yang berujung kepanikan bisa saja terjadi. Seumpamanya, sudah jatuh tertimpa tangga. Jelas ada oknum nirempati di medsos yang ingin memperkeruh keadaan.

Bagi orang di luar Turki, mereka segera mencari kabar terbaru gempa Turki via medsos. Informasi tentang korban yang menyentuh hati, membuat banyak orang berempati. Informasi kegempaan seperti gempa susulan, tsunami, atau man-made hazard lain menjadi pelajaran bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline