Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Lima Faktor Pendorong Ngemis Online Makin Subur

Diperbarui: 17 Januari 2023   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Give Money oleh Timur Weber (pexels.com)

Aksi mengemis online sudah mulai kacau. Mereka yang tampil live mulai mencari cara yang lebih ekstrim demi empati dan views. Beberapa hari lalu, seorang nenek rela untuk mandi lumpur live di TikTok demi gift. Saat gift berbentuk diamond mencapai minimal 1.000, dapat ditukarkan dengan uang.

Walau mengemis mungkin sudah ada sejak muncul peradaban manusia. Tapi model ngemis online yang cukup viral di masanya pernah terjadi di 2019 di Amerika Serikat. Seorang pemuda gelandangan bernama Jovan Hill meminta donasi via medsos untuk membiayai kehidupannya.

Hill yang sangat lihai membangun cerita kehidupan gelandangan mengundang banyak simpati. Mulai dari membeli makan sampai dengan membeli iPhone, Hill meminta donasi lebih kepada 200 ribu followers-nya. Di satu waktu, Hill meminta bahkan mengemis 7.000 USD dan donasi pun mengalir.

Selain konten creator yang mengemis kepada followers-nya. Secara kebalikan pun sering terjadi. Misalnya di tahun 2021 lalu, Arief Muhammad yang membuat konten bagi-bagi giveaways atau ikoy-ikoyan. Konten ikoy-ikoyan ini 'mendorong' para follower Arief untuk mengemis giveaways. Walaupun banyak juga netizen lain yang sengaja ngemis giveaways para konten kreator lain.

Medsos memang tidak pernah bisa ditebak konten dan sensasi viralnya. Berita viral pagi bisa saja terlupakan 30 menit kemudian. Tekanan sensasi untuk mencari perhatian netizen pun semakin intens. Sehingga mengemis online, dibutuhkan lebih ekstrim dan ditampilkan lebih aneh.

Menurut pengamatan fenomena ngemis online ini, ada 5 faktor pendorongnya. Faktor-faktor terus mendorong suburnya model ngemis online.

Perhatian dan uang. Baik utuk perhatian dan/atau uang, adalah faktor pendorong mendasar ngemis online. Kalau pun awalnya sulit mencari uang, perhatian perlu dikumpulkan secara konstan. Sehingga ada kapitalisasi dari perhatian yang semakin banyak. Pengulangan konten bisa sangat monoton. Sehingga perlu ide dan eksekusi konten yang lebih ekstrim penarik perhatian.

Akses internet dan media sosial. Mengemis tentu wajib memiliki narasi mengundang empati. Akses internet menjadikan jangkauan narasi para pengemis lebih luas. Berbagai macam platform media sosial dan karakteristiknya mendorong lebih lanjut narasi berisi bawang. Walau kadang juga berisi narasi penarik empati yang dimodifikasi.

Jejaring media sosial dan algoritma. Jejaring medsos menjanjikan raihan konten ngemis online lebih baik. Bagi pengemis online untuk giveaways, jejaring antar konten kreator sering memiliki model yang serupa. Algoritma yang mudah diakali dengan tagar, FYP, dan kata kunci viral juga mendatang potensi jangkauan ngemis lebih luas dan cepat diperhatikan.

Sensasi dan panggung. Karena konten ngemis sebaiknya lebih ekstrim dan aneh, sensasilah yang didapatkan. Mendapatkan perhatian karena sensasi tentu mengalihkan perhatian netizen luar biasa. Panggung pun didapatkan para pengemis online dan uang menjadi potensi besar. Demi sensasi ini jugalah yang mendoron konten ngemis online lebih konyol dan nirempati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline